Senin, 24 Mei 2010

PASCA MUKTAMAR PPM: KEPEMIMPINAN PEMUDA MUHAMMADIYAH TIDAK KOSONG


Jakarta – Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, M. Izul Muslimin, Ahad Sore (23/05/2010) menjelaskan bahwa status Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah pasca belum terpilihnya Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah pada Muktamar XIV di Kompleks Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur. Karena di Muhammadiyah, termasuk Pemuda Muhammadiyah tidak dikenal istilah Pimpinan Demisioner.

Menurut Izul di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jl Menteng Raya No. 62 Jakarta Pusat, berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, setelah Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah menyampaikan Laporan Pertanggungjawabannya bukan berarti kepemimpinan berakhir, karena ketentuan organisasinya kepemimpinan berakhir dengan adanya serah terima jabatan dengan pimpinan baru “Disitulah berlaku pemindahan kepemimpinan” terangnya. “Karena belum berlaku serah terima, saat ini kepemimpinan tetap berada pada kepemimpinan 2006- 2010, namun kami punya kewajiban untuk menyiapkan pemilihan secepatnya.” lanjutnya.

Setelah pertemuan di Yogyakarta tanggal 29 mei 2010 yang merupakan hasil rapat konsultasi antara Pimpinan Pusat Muhammadyah dengan Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dan Perwakilan Pimpinan Wilayah pada Ahad Siang, diharapkan akan segera terjadi proses pemilihan, dan menurut Izul bukanlah Muktamar luar biasa atau Muktamar Lanjutan. Izul berharap persoalan dan masalah ini bisa dituntaskan paling tidak sebelum atau berdekatan dengan Muktamar Muhammadiyah di Yogjakarta awal Juli nanti “Supaya hasil Muktamar XIV ini tidak menjadi ganjalan, atau membuat ketidaknyamanan bagi Muktamar Muhammadiyah. “ terangnya.

Izul berharap keputusan yang diambil pada tanggal 29 mei 2010 itu bisa ditaati oleh Pimpinan Pemuda Muhammadiyah dari pusat hingga ranting, karena dengan itulah masalah bisa terselesaikan. “Kejadian ini menjadi semacam pelajaran bagi Pemuda Muhammadiyah untuk bisa selalu mengembangkan sikap Tasamuh, dan sikap untuk selalu berfikir solutif bukan mengembangkan egoisme, karena setiap ada permasalahan seberat apapun pasti bisa diselesaikan kalau tidak mengedepankan ego dan kepentingan masing masing.” katanya. (arif)