Kamis, 06 Mei 2010

FASILITAS PENDIDIKAN: LIMA TAHUN SD DIBIARKAN RUSAK


Medan - Kondisi gedung Sekolah Dasar Negeri 060902 Kota Medan memprihatinkan karena dibiarkan rusak selama lima tahun. Atap di tujuh ruang kelas ambrol sehingga hujan ataupun sinar matahari bebas menerobos masuk.

Kepala SDN 060902 Lasmariah Lubis mengatakan, sudah sejak lima tahun lalu sekolah itu rusak dan dibiarkan begitu saja oleh Pemerintah Kota Medan. ”Anggota DPRD Medan, wartawan, pejabat sudah ke sini berkali-kali, tetapi tetap saja tidak diperbaiki,” ujarnya seusai mengawasi ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN), Rabu (5/5).

Gedung sekolah yang terletak di Jalan Mangkubumi itu terdiri atas dua lantai. Posisinya berdampingan dengan permukiman warga di timur Sungai Deli. Persisnya di Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimon.

Di lantai pertama terdapat sembilan ruang kelas, sementara di lantai dua terdapat tujuh ruang kelas. Sebagian ruang kelas di lantai satu tidak dipakai lagi karena terlalu lembab.

Adapun semua ruang kelas di lantai dua sudah sejak lima tahun lalu tidak dipakai karena rusak. Atapnya berlubang. Bangku, kursi, papan tulis, dan lemari sudah rapuh dan tak layak pakai. Tinggi debu lantainya mencapai 1 sentimeter. Di sana-sini banyak terdapat kotoran berbagai hewan, seperti kelelawar dan kucing.

Pintu tangga menuju lantai dua itu sehari-hari dirantai. Hanya sesekali pihak sekolah membukanya. “Kadang kami bermain di sana kalau diizinkan guru,” kata siswa kelas VI, Steven, yang diiyakan oleh rekannya, Karman Sajudi dan M Amri Fahmi.

Lasmariah juga tidak mengerti mengapa Pemerintah Kota Medan tidak mau memperbaiki gedung sekolah itu. ”Saya tidak tahu alasannya. Coba tanya ke Dinas (Pendidikan Kota Medan) saja,” ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Hasan Basri enggan berkomentar tentang SDN 060902 itu. Begitu juga dengan Kepala Bidang Pendidikan Pra-Sekolah dan Pendidikan Dasar (PPD) Dinas Pendidikan Kota Medan Drs Masrul Badri. ”Saya hanya mengurusi soal proses belajar mengajar. Nanti saya tanyakan ke Bagian Perencanaan,” ujarnya.

Guru SDN 060902, Ahmad, menjelaskan bahwa gedung sekolah tersebut dibangun pada tahun 1950-an dan awalnya hanya berupa bangunan satu lantai. Pada tahun 1980-an, dibangun gedung lagi di atasnya yang digunakan untuk SDN 067094 dan SDN 060897. Banyak orangtua yang berminat menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah tersebut. ”Tahun 1990 siswa kami pernah mencapai 600 orang,” ujar Ahmad.

Berkurang

Lambat laun jumlah siswa berkurang. Bahkan pada tahun ajaran baru 2005/2006 dan 2006/2007, Dinas Pendidikan Kota Medan menghentikan penerimaan siswa baru. Pada tahun 2009 ketiga sekolah itu digabung menjadi SDN 060902, Namun, jumlah siswa terus menyusut. Saat ini hanya ada lima siswa yang duduk di kelas VI. Total siswa kelas I sampai kelas VI hanya 113 orang. ”Saya tidak tahu sekolah ini mau terus begini atau bagaimana,” kata Ahmad

Masrul menjelaskan, sekolah tersebut akan dipertahankan karena ada gejala sekolah itu makin diminati. Buktinya, jumlah siswa kelas I mencapai 28 orang, jauh lebih banyak dibandingkan dengan siswa kelas VI.(KPS)