Jakarta - Jumlah perempuan yang merokok terus bertambah. Padahal, rokok mengganggu kesehatan reproduksi perempuan. Kementerian Kesehatan mencatat, perokok perempuan sebesar 1,7 persen pada 1995 dan meningkat menjadi 5,06 persen pada 2007.
Demikian terungkap dalam seminar bertajuk ”Gender dan Rokok dengan Penekanan Pemasaran pada Perempuan” yang diselenggarakan Yayasan Kanker Indonesia, Kamis (27/5). Kegiatan itu dalam rangka menyambut Hari Tanpa Tembakau yang diperingati dunia setiap 31 Mei.
Salah seorang pembicara dari Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM3) Fuad Baradja mengatakan, industri rokok memasarkan rokok kepada perempuan dengan mencitrakan rokok dengan kelangsingan, modernitas, daya tarik seksual, dan produk lebih rendah risiko.
Praseno H, dokter spesialis paru dari RS Persahabatan, Jakarta, mengatakan, kadar nikotin dan tar yang rendah malah memicu perokok untuk merokok lebih banyak guna mendapatkan kadar nikotin lebih besar dan kenikmatan lebih.
Secara terpisah dalam jumpa pers terkait peringatan Hari Tanpa Tembakau, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan, meningkatnya perokok perempuan akan menghambat tujuan pemerintah mencapai target tujuan pembangunan milenium (millenium development goals/MDG) untuk menurunkan angka kematian ibu. Selain itu, kebiasaan merokok pada perempuan juga memengaruhi kualitas generasi penerus yang dilahirkan perempuan.(INE/KPS)
Media Komunikasi -- berita dan kebijakan persyarikatan -- Guna Meningkatkan Syiar Organisasi
Senin, 31 Mei 2010
HARI TANPA TEMBAKAU: MAKIN BANYAK PEREMPUAN MEROKOK
Label:
Info Berita