Kamis, 06 Mei 2010

'AISYIYAH SUMATERA UTARA GELAR KAJIAN PRA-MUKTAMAR KE-46


























Medan, 6 Mei 2010 – Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sumatera menggelar kegiatan Kajian Pra-Muktamar ‘Aisyiyah ke-46 di Yoqjakarta, Kamis (6/5) di Kampus UMSU, Jln Kapten Muchtar Basri, Medan. Hadir Pimpinan Pusat Aisyiyah Dra. Diah Nuraini dan PW Muhammadiyah Sumut, Drs. Dalail Ahmad MA serta warga Aisyiyah dari beberapa daerah di sekitar kota Medan.

Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sumatera Utara, Dra. Syulhati Syam dalam sambutannya menjelaskan beberapa kegiatan yang diselenggarakan Aisyiyah menjelang Muktar Aisyiyah ke-46 di Yoqjakarta, 3 – 8 Juli 2010. Kegiatan kajian yang digelar di Medan kali ini bertema : Dinamika Gerakan Perempuan Indonesia Menyongsong Muktamar Aisyiyah untuk Pencerahan Peradaban Bangsa. Kata Syulhati, semangat pergerakan yang dilakukan Aisyiyah tidak pernah surut sejak kelahirannya.

Medan, 6 Mei 2010 – Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sumatera menggelar kegiatan Kajian Pra-Muktamar ‘Aisyiyah ke-46 di Yoqjakarta, Kamis (6/5) di Kampus UMSU, Jln Kapten Muchtar Basri, Medan. Hadir Pimpinan Pusat Aisyiyah Dra. Diah Nuraini dan PW Muhammadiyah Sumut, Drs. Dalail Ahmad MA serta warga Aisyiyah dari beberapa daerah di sekitar kota Medan.

Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sumatera Utara, Dra. Syulhati Syam dalam sambutannya menjelaskan beberapa kegiatan yang diselenggarakan Aisyiyah menjelang Muktar Aisyiyah ke-46 di Yoqjakarta, 3 – 8 Juli 2010. Kegiatan kajian yang digelar di Medan kali ini bertema : Dinamika Gerakan Perempuan Indonesia Menyongsong Muktamar Aisyiyah untuk Pencerahan Peradaban Bangsa. Kata Syulhati, semangat pergerakan yang dilakukan Aisyiyah tidak pernah surut sejak kelahirannya.

Syulhati Syam, Aisyiyah saat ini menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan berbangsa. Misalnya, terjadi perubahan karakter masyarakat dari yang bersifak ramah tamah dan kegotong-royongan menjadi kekerasan. Tantangan ini harus dihadapi Aisyiyah dan mencari solusi yang tepat.

Sedangkan PW Muhammadiyah Sumaetra Utara, Drs. Dalail Ahmad MA, juga menjelaskan perubahan karakter manusia Indonesia saat ini. Dalail mengutip cerita seorang profesor yang mencari manusia disiang hari dengan obor. Kata profesor itu, ia tidak lagi manusia dengan utuh, kecuali kerangkanya. Tidak utuh yang dimaksud sang profesor adalah, manusia saat ini sudah kehilangan hari nuraninya. Mengutip surat An-Nisa, Dalail menjelaskan, wanita adalah tiang negara memiliki tugas dan tanggungjawab untuk menyerukan amar makruf nahi munkar.

KH AHMAD DAHLAN

Sementara itu, Pimpinan Pusat Aisyiyah yang diwakili oleh Dra, Diah Nuraini menjelaskan bahwa ketulusan hati KH Ahmad Dahlan dalam membangun Muhamamdiyah adalah sebab organisasi ini tetap eksis hingga usainya 100 tahun. Pesan-pesan penting diwasiat Ahmad Dahlan selain ketulusan adalah, ikhlas, berilmu, komitmen dalam membela agama dan komitmen membangun persaudaraan kepada sesama

Dra. Diah Nuraini menjelaskan secara detail sejarah lahirnya Aisyiyah serta proses pertumbuhan gerakan organsiasi perempuan Muhammadiyah itu. Aisyiyah yang lahir pada 27 Rajab 1335 atau 19 Mei 1917 merupakan gerakan Islam yang berdasarkan Qur’an dan Hadist, gerakan dakwah Islam Amar Makruf Nahi Munkar dan gerakan tajdid. Kegiatan kajian Pra-Muktamar Aisyiyah itu dilanjutkan dengan tanya jawab. (Yuniar R. Yoga)