Senin, 31 Mei 2010

Badai Tropis Agatha Porak Porandakan Amerika Tengah


Kota Guatemala, Hujan lebat yang ditimbulkan oleh badai tropis pertama pada musim 2010 mengguyur Amerika Tengah dan Meksiko Selatan, menyebabkan tanah longsor.

Angka kematian mencapai 15 orang, Minggu (30/5), tapi pihak berwenang mengatakan jumlah itu bisa bertambah.

Badai tropis Agatha mencapai daratan dekat perbatasan Guatemala dan Meksiko sejak Sabtu (29/5) dengan pusaran angin mencapai kecepatan 75 kilometer per jam, kemudian melemah menjadi badai tropis sebelum menghilang di pegunungan Guatemala Barat.

Sebelumnyua dilaporkan badai tropis Agatha menghatam pantai Pasifik Guatemala dekat perbatasan Meksiko, Sabtu (29/5), menyebabkan wilayah itu diguyur hujan deras dan sedikitnya 13 orang tewas.

Agatha, nama badai pertama dari musim topan Pasifik 2010, terbentuk Sabtu pagi dan cepat sekali menggebrak daratan. Badai tersebut diduga telah menewaskan 12 orang di Guatemala dan seorang di El Salvador.

Guatemala mengumumkan negara dalam situasi darurat pada saat hujan lebat menghantam negara Amerika Tengah itu, yang memicu terjadi longsoran lumpur yang memutus jalan-jalan, mengubur rumah-rumah dan menimbulkan ketakutan akan nasib penanam kopi terbesar di Amerika Tengah itu, yang sebelumnya sudah dirusak oleh letusan gunung berapi.

Dua orang dewasa dan dua anak tewas ketika rumah mereka tertimbun longsoran lumpur di Alomolonga, 200 kilometer di barat ibu Kota, Guatemala, menurut para petugas darurat.

Empat anak lainnya dan empat orang dewasa juga tewas dalam insiden terpisah di ibu kota, di mana longsoran lumpur dan hujan deras menyebabkan lalulintas macet dan listrik putus di berbagai kawasan perumahan, kata petugas darurat.

Sebelas orang dilaporkan hilang.

"Badai ini sangat gawat. Memburuk mulai sekitar pukul 09:00 Minggu (30/5) dan kami memperpanjang status negara dalam darurat du seluruh negeri," kata Presiden Alvaro Colom dalam konferensi pers.

Ia menambahkan, pemerintah sedang mengevakuasi banyak keluarga dari daerag-daerah yang terkena resiko.

Para pekerja darurat melaporkan, sungai-sungai telah meluap akibat hujan deras dan memperingatkan terjadinya banjir lebih buruk ketimbang guyuran debu dari letusan gunung Pacaya di selatan ibu kota, yang memacetkan sistem drainase. (Ant/Rtr/AP/hr/ans)