Selasa, 18 Mei 2010

BANJIR, KERETA API TERUNDA 11 JAM


SEMARANG - Banjir yang merendam Kota Semarang, Jawa Tengah, sejak Senin (17/5) dini hari mengakibatkan perjalanan 16 kereta api, baik dari arah Surabaya, Jawa Timur, maupun Jakarta, tertunda hingga 11 jam. Lokomotif KA tidak bisa melewati rel yang tergenang di kota itu dengan ketinggian air mencapai 12,5 sentimeter.

Kereta api (KA) dari Jakarta terjebak di Stasiun Tawang, Semarang, sedangkan KA dari Surabaya terhenti di Stasiun Alas Tuwo, Semarang sejak pukul 00.30. KA tidak dapat melewati genangan air yang merendam rel sepanjang 300 meter di Kilometer 0+4 hingga 0+7 di Kecamatan Genuk.

”Lokomotif hanya bisa melewati genangan air setinggi 7,5 sentimeter. Saat ini genangan mencapai 12,5 sentimeter,” kata Wakil Kepala Stasiun Tawang Widodo yang ditemui di Stasiun Tawang kemarin siang sekitar pukul 12.30.

Perjalanan KA tertunda 1,5-11 jam dan baru normal sekitar pukul 13.00. Sebagai contoh, KA Sembrani (Jakarta-Surabaya) yang seharusnya berangkat dari Stasiun Tawang menuju Surabaya Minggu pukul 23.21 baru dapat melaju Senin pukul 11.00. Kereta lainnya yang perjalanannya terlambat, antara lain, adalah KA Argo Anggrek, KA Gumarang, KA Matar Maja, KA Kertajaya, KA Bangunkarta, KA Brantas, dan KA Fajar Utama.

Akibat banjir, Stasiun Poncol, Semarang, membatalkan keberangkatan KA Banyubiru jurusan Semarang-Solo-Yogyakarta pukul 04.50 dan KA Feeder Semarang-Bojonegoro pukul 05.30. Kepala Stasiun Semarang Poncol Ahmad Zahid mengatakan, penumpang KA tersebut dialihkan ke KA Matarmaja yang melalui Solo serta KA Kertajaya jurusan Jakarta-Surabaya yang melalui Bojonegoro.

Penumpang kecewa

Sebagian penumpang yang naik dari Stasiun Tawang kecewa atas tertundanya keberangkatan KA. ”Memang ini karena banjir, tetapi semestinya ada pemberitahuan dari PT KA sehingga kami tidak perlu menghabiskan waktu di stasiun,” ucap Heri (42), penumpang KA Argo Anggrek.

Selain rel KA, loket di dalam Stasiun Tawang pun terendam sekitar 10 cm. ”Ini sudah menyusut dibandingkan subuh tadi, yang setinggi betis (orang dewasa),” kata Kusnan (50), pengangkut barang di Stasiun Tawang, Semarang Utara, kemarin siang.

Jalan di luar Stasiun Tawang pun terendam hingga setinggi lutut (sekitar 50 cm). Air juga menggenangi jalan-jalan lain di kawasan Kota Lama setinggi 30-50 cm dan sekitar Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.

Selain di Semarang Utara, banjir juga terjadi di Kecamatan Genuk dan Kecamatan Gayamsari. Di Kelurahan Gebangsari, Genuk, ketinggian air mencapai 1 meter. Di Kecamatan Gayamsari, genangan terparah terjadi di Kelurahan Tambakrejo, Kaligawe, Sawah Besar, dan Siwalan dengan ketinggian mencapai 80 cm.

Banjir juga terjadi di Desa Sidorejo, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Banjir ini terjadi karena tanggul Sungai Cabean yang jebol di tiga titik, masing-masing selebar 25 meter, 20 meter, dan 5 meter, belum diperbaiki.

Bupati Demak Tafta Zani yang meninjau lokasi tanggul yang jebol kemarin mengatakan, kemungkinan perbaikan dilakukan pekan ini. ”Tugas pemerintah daerah hanya bersifat darurat dalam penanganan Sungai Cabean” ujarnya.

Sawah terendam

Dari Bojonegoro, Jawa Timur, dilaporkan, laut yang sedang pasang menyebabkan air Bengawan Solo di Bojonegoro lambat mengalir ke laut kemarin. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro mendata, seluas 789 hektar tanaman padi usia 7-14 hari, 94 hektar tegalan, dan 4.165 meter jalan desa terendam.

Wilayah permukiman Ledok Kulon, Ledok Wetan, dan Banjarjo di Kecamatan Bojonegoro serta wilayah Ngablak dan Ngulanan di Kecamatan Dander juga kebanjiran.

Di Kabupaten Tuban, luapan Bengawan Solo menggenangi jalan desa serta puluhan rumah.

(ACI/WEN/UTI/ILO/kps)