Kamis, 06 Mei 2010

Taman Kota Tak Terjaga: Memprihatinkan dan Banyak Infrastruktur yang Dirusak


Jakarta - Jajaran satuan polisi pamong praja yang belum optimal berjaga di wilayah Jakarta menimbulkan persoalan baru. Salah satunya, taman-taman yang selama ini dijaga ketat kini melompong dan tangan-tangan jahil mulai beraksi, Rabu (5/5).

Kondisi yang paling terlihat nyata ada di Taman Bersih Manusia dan Berwibawa (BMW), Pademangan, Jakarta Utara.

Taman yang telah dibersihkan dari hunian liar pada pertengahan tahun 2008 itu kini dibiarkan melompong tanpa penjagaan. Padahal sebelumnya, taman ini dijaga sedikitnya 25 petugas satpol PP. Taman ini dijaga ketat karena banyak warga yang berusaha mendirikan lagi bangunan liar di dalamnya setelah dirobohkan petugas.

Setelah kerusuhan Koja pertengahan April, para petugas satpol PP itu meninggalkan pos jaga mereka. Tenda dan perlengkapan di dalamnya pun habis dijarah massa. ”Padahal, di sana ada magic jar, empat galon air mineral, tenda, dan bangku. Untung televisinya sempat dititipkan kepada saya,” kata Ny Asih, pemilik warung di depan pintu Taman BMW.

Di Jakarta Selatan, keindahan di sejumlah taman kota juga terusik. Sarana di dalam taman hilang, rusak, dan sebagian tercoret oleh tangan tak bertanggung jawab. Taman yang seharusnya menjadi tempat interaksi menjadi tidak nyaman.

Petugas pertamanan Pemerintah Kota Jakarta Selatan mengaku tidak bisa mengawasi seluruh taman. Kalaupun pengawasan berjalan, perusakan taman terus berlangsung di sejumlah tempat.

”Di Taman Puring, kami hampir setiap tiga hari sekali mengecat tembok. Setelah kami cat, tembok menjadi kotor. Kami tidak tahu mengapa mereka merusak sarana taman,” tutur Kepala Suku Dinas Pertamanan Jakarta Selatan Bambang Heru.

Taman Puring, sesuai pengamatan Kompas, terletak di dekat keramaian kota. Di taman ini terdapat pepohonan yang tinggi sehingga pengunjung dapat menghirup udara segar. Namun, keindahan dan kesejukan taman terganggu oleh aneka coretan hampir di sepanjang tembok pembatas taman.

Di Taman Pakubuwono VI, lampu taman terlihat pecah dan sebagian hilang dari tempat. Tidak ada tempat penampungan sampah sementara sehingga membuat sampah menumpuk di sisi luar pagar. Sejumlah taman lain di Jakarta Selatan yang menjadi sasaran perusakan orang di antaranya Taman PKK, Taman Segitiga Hang Lekir, dan Taman Martimbang.

Selain menjadi sasaran perusakan orang, sejumlah taman menjadi tempat hunian gelandangan. Padahal, hampir di setiap taman terdapat papan yang menjelaskan larangan itu, seperti yang ada di Taman Puring. Di papan tersebut tertulis Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 1998 tentang Tata Tertib Jalur Hijau.

Menurut Bambang, saat ini di Jakarta Selatan ada 300 taman kota yang tersebar di 10 kecamatan. Tahun ini, Pemerintah Kota Jakarta Selatan berencana menambah 9 taman kota bekas lahan stasiun pengisian bahan bakar untuk umum.

Pembangunan taman-taman baru ini sedang menunggu desain dari Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta. Sembilan taman yang akan dibangun itu antara lain terletak di Jalan Pakubuwono (2 lokasi), Jalan Mataram (2 lokasi), Jalan Melawai, Taman Jalan Suryo, Jalan Sudirman, Jalan Casablanca, dan Jalan Tebet.

Syamsul (43), warga Bintaro, berharap seluruh taman seperti Taman Ayodia di Jakarta Selatan. Syamsul yang dijumpai di taman itu mengaku senang. Dia dan keluarga kerap meluangkan waktu mengunjungi taman ini untuk menghabiskan waktu senggang. ”Sayang, banyak taman yang belum dikembangkan seperti ini,” kata ayah empat anak ini.

Sementara itu, Taman Monas terlihat seperti hari-hari biasa. Warga masih menggunakan taman ini untuk beraktivitas, seperti berolahraga atau berjalan-jalan.

Ketertiban taman juga terjaga karena sejumlah anggota satpol PP terlihat di sekitar tempat parkir. Mobil satpol PP juga berderet-deret di sisi taman yang ada di Jalan Medan Merdeka Selatan. Namun, masih ada satu-dua pedagang asongan yang berdagang di dalam taman. ”Mereka memang biasa kucing-kucingan dengan petugas,” ucap Nani, salah seorang warga yang biasa berolahraga di Monas.

Dibandingkan wilayah lain di Jakarta, Jakarta Timur paling miskin fasilitas taman kota. Hanya ada dua taman kota yang representatif, taman kota di persimpangan Jalan Raya Jatinegara dan taman kota di Klender.