Sabtu, 22 Mei 2010

Presiden Janji Tingkatkan Anggaran Kesehatan 2011


Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjanjikan mulai 2011 anggaran kesehatan akan ditingkatkan secara signifikan agar sektor tersebut menjadi prioritas dalam pembangunan.

Dalam pidatonya pada acara temu ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional di aula FKUI, Jakarta, Jumat, Presiden menginginkan porsi anggaran kesehatan naik secara signifikan seperti anggaran pendidikan sebanyak 20 persen dari APBN.

"Saya sudah gariskan mulai 2011 setelah anggaran pendidikan sebanyak 20 persen dari APBN, maka porsi pembangunan kesehatan harus ditingkatkan secara signifikan, dengan harapan ini menunjukkan bahwa memang sektor kesehatan menjadi prioritas," tutur Presiden.

Anggaran kesehatan sejak 2008 hingga 2009 selalu mendapatkan porsi di kisaran dua persen dari APBN. Sedangkan menurut standar organisasi kesehatan dunia, anggaran kesehatan minimal harus 15 persen dari anggaran suatu negara. Presiden dalam pidatonya pada acara bertajuk "Pembangunan Berwawasan Kesehatan" mengatakan, pada masa depan bidang kesehatan menjadi prioritas dan agenda utama dari pembangunan.

"Kita sepakat pembangunan dilaksanakan mestilah pembangunan berorientasi manusia seutuhnya," ujarnya. Untuk itu, lanjutnya, pembangunan ditujukan guna memenuhi tiga komponen utama dalam Indeks Pembangunan Manusia, yaitu kesehatan, pendidikan, serta penghasilan yang layak.

Presiden pun mengatakan, untuk itu kebijakan nasional harus diarahkan secara tepat guna meningkatkan kesehatan masyarakat seperti revitalisasi Puskemas serta pembangunan rumah sakit kelas tiga yang terus dilakukan di seluruh Tanah Air.

Kepala Negara pun menginginkan pembangunan rumah sakit modern bertaraf internasional di kota-kota besar agar masyarakat Indonesia tak perlu lagi berobat ke luar negeri. Namun, lanjutnya, rumah sakit seperti itu pun kelak harus memberi ruang untuk melayani masyarakat tak mampu.

Presiden juga meminta agar kalangan medis dapat terus berinovasi dan memberikan karya terbaik sehingga kelak dokter-dokter Indonesia dapat dikenal dan menjadi rujukan dari negara-negara lain. "Kita mesti mengingatkan human capital mulai dari mahasiswa, pendidikan berjenjang hingga spesialisasi. Saya ingin banyak profesor dokter jadi rujukan bagi dokter-dokter di negara lain," ujarnya.

Dalam era globalisasi, Presiden juga mengingatkan ancaman di bidang kesehatan seperti wabah penyakit menular yang semakin tersebar karena mobilitas manusia yang tinggi serta krisis pangan, energi, dan air. Karena itu, lanjutnya, negara harus mengalokasikan sumber dayanya untuk menghadapi ancaman tersebut seperti layaknya menghadapi ancaman dalam bidang ketahanan. (Ant)