Sabtu, 29 Mei 2010

STOK DARAH DI PALANG MERAH INDONESIA - SUMUT, MINIM


Medan, Dari 100 kantong darah per hari yang dibutuhkan oleh Palang Merah Indonesia Sumut,tercatat yang tersedia hanya 30 persen dari yang dibutuhkan.

Keterbatasan stok darah di PMI inilah yang menyebabkan banyak masyarakat sulit memperoleh darah untuk kepentingan para pasien di Rumah Sakit yang membutuhkan darah.“Minimnya kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darahnya, menjadi penyebab salah satu kurangnya stok darah di PMI cabang Medan.

Padahal,mendonorkan darah merupakan kegiatan positif yang berdampak bagi kesehatan si pendonor sendiri” Hal ini diungkapkan sekretaris PMI Cabang Medan drg Susyanto, ketika berbicara dalam acara Coffee Morning Gerakan Donor Darah Sukarela (Peringatan Hari Donor Darah Sedunia tahun 2010) di Dinas Kominfo Provsu, Kamis (27/5).

Menurutnya, minimnya kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darah memang menjadi persoalan yang dihadapi oleh PMI.Berbagai upaya mereka lakukan untuk meningkatan kesadaran masyarakat untuk aktif menjadi pendonor,seperti melakukan sosialiasi dengan menyebarkan brosur-brosur ataupun melakukan kerjasama dengan berbagai instansi,kampus untuk melakukan kegiatan bakti social seperti melakukan donor darah.

Di perjualbelikan

Persoalan lainnya,menurut Susyanto kurangnya pemahaman masyarakat untuk melakukan donor darah,seperti darah yang didonorkan di perjualbelikan,harga per 1 kantong darah mahal di atas 200 ribu rupiah. Dikatakannya uang 200 ribu rupiah per 1 kantong darah yang harus dibayarkan untuk membeli 1 kantong darah,merupakan biaya ganti rugi terhadap pemeriksaan darah yang didonorkan dari penyakit seperti hepatitis A,B maupun C, Malaria, Sipilis serta HIV/AIDS.

“biaya 200 ribu tersebut digunakan untuk menggantikan biaya bahan-bahan pemeriksaan darah yang didonorkan,karena biaya tersebut tidak ditanggung oleh pemerintah,sekaligus memberikan uang bagi si pendonor.Sehingga darah yang siap di gunakan bebas dari berbagai penyakit sementara yang terindikasi penyakit dimusnahkan” ujar Susyanto menjawab pertanyaan wartawan seputar adanya sindikasi mafia darah di PMI sehingga terkesan PMI tidak transparan dalam distribusi darah yang sudah didonorkan oleh masyarakat.

Sementara Sekretaris PMI Sumut Zulkifli SE mengatakan,untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar aktif mendonorkan darahnya,pihak PMI sumut saat ini tengah menggodok berbagai rancangan seputar rencana penghapusan pembiayaan pembelian darah.”sebenarnya pihak mereka risih dengan angka 200 ribu rupiah tersebut,namun untuk sementara tetap dilakukan demi penggantian biaya pemeriksaan darah serta pemberian uang pudding bagi pendonor” katanya. (ir/ans)