Rabu, 03 Februari 2010

DBD di Banda Aceh Makin Mengkhawatirkan ; 50 Desa Dinyatakan Kawasan Endemik


Banda Aceh, Serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Banda Aceh memasuki tahap mengkawatirkan. Sejumlah rumah sakit (RS) setiap harinya kebanjiran pasien yang terserang penyakit disebabkan nyamuk Aides Aegypti itu.

Diperkirakan lebih ratusan pasien DBD telah dan masih dirawat di sejumlah RS, seperti di RS Bulan Sabit Merah (BSM) di kawasan Lampeunerut, RS Harapan Bunda Stui, RSUZA Banda Aceh, RS Fakinah dan RS Meuraxa terdapat puluhan pasien yang saat ini masih dirawat.

Kepada Dinas Kesehatan Banda Aceh, dr Media Yulizar saat dihubungi Analisa via telepon selularnya, mengakui dari data yang ada tercatat sebanyak 73 pasien yang telah terserang penyakit yang bisa menyebabkan kematian ini.

"Dari data kita, saat ini tercatat sebanyak 73 penderita DBD di Banda Aceh, meskipun belum ada laporan korban jiwa," ungkap Media Yulizar, Selasa (2/2).

Dikatakan, meskipun DBD belum masuk dalam status kejadian luar biasa (KLB), namun penyakit ini sudah sangat mengkawatirkan, dimana lebih 50 desa di Banda Aceh telah menjadi kawasan endemik penyakit yang diawali dengan demam tinggi ini.

Kurang Baik

Sebanyak 50 desa itu umumnya merupakan daerah padat penduduk dan sanitasi lingkungan serta kondisi daerahnya kurang baik. Sehingga nyamuk Aides Aegypti ini mudah berkembang biak dan akhirnya menyerang warga hingga terjangkit DBD.

Media tidak memiliki data lengkap nama-nama desa yang endemik tersebut, namun di antaranya Gampong Keuramat, Gampong Laksana, Gampong Jawa dan Lampienung.

Jika dihitung secara geografi, setengah kecamatan dari 9 kecamatan di Banda Aceh telah menjadi kawasan endemik dari berkembang biaknya nyamuk yang menyebabkan demam berdarah ini. Setiap tahunnya ada saja warga yang menjadi korban nyamuk Aides Aegypti.

"Kalau lihat per wilayah, 50:50 kecamatan yang telah menjadi kawasan endemik DBD di Banda Aceh," jelas Media Yulizar sambil mengharapkan warga untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan senantiasa membersihkan lingkungannya dari hal-hal yang bisa berkembang biaknya nyamuk.

Dikatakan, dalam tiga tahun terakhir ini, disejumlah gampong endemik ini selalu saja ada korban yang terserang DBD. Seperti pada Januari ini, sebanyak 73 warga terserang atau naik dua kali lipat atau 100 persen lebih dari bulan sebelumnya, yakni Desember 2009 yang hanya 30 kasus.

Media mengakui, pada pergantian musim seperti sekarang ini memang menjadi faktor berjangkitnya DBD. Banyak kawasan yang tidak selamanya bersih dari sarang-sarang nyamuk untuk berkembang biak. Karenanya peran masyarakat perlu terus ditingkatkan.

Seorang warga Banda Aceh, Rahmi Oktarina, yang dijumpai di RS BSM Banda Aceh, mengakui putrinya, Qaila Putri Julmi telah tiga hari dirawat di RS tersebut. Kini, Qaila hanya bisa terbaring lemas di RS dengan jarum inpus yang menancap di kakinya.

Warga Lampineung ini mengakui, pada awalnya anaknya hanya demam biasa, tapi memasuki hari kedua demam tinggi menyerang dengan kondisi Qaila yang lemah. Karena kawatir, akhirnya anaknya dibawa ke RS BSM setelah sebelumnya di beberapa RS tak tertampung karena telah over kapasitas pasien. (irn/AN)