Minggu, 14 Februari 2010

Empat Rumah Sakit Bergiliran Hadapi "Bencana", RSIJ Pondok Kopi Pertama


Jakarta – Rabu (10/02/2010), pukul 13.30, sebuah gempa bumi berkekuatan 6 SR melanda sebagian besar wilayah Jakarta, Jawa barat bagian selatan serta provinsi Lampung, dan salah satu yang parah adalah wilayah Jakarta Timur, wilayah kota bekasi dan sekitarnya. Ternyata beberapa saat setelah guncangan gempa bumi menimbulkan kerusakan bangunan dipemukiman warga wilayah sekitar rumah sakit dan Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi itu sendiri. Korban gempa terjadi di Jakarta, kemudian dievakuasi ke RSI Jakarta Pondok Kopi.

Kejadian tersebut bukanlah berita bencana terbaru di tanah air, namun awal skenario simulasi yang dijalankan 225 karyawan RSIJ Pondok Kopi bersama 100 Volenteer yang berperan sebagai korban di Gedung Rumah Sakit Islam Pondok Kopi yang baru, Rabu (10/02/2010). Kali ini Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi mendapat giliran pertama mengikuti kegiatan yang merupakan rangkaian program Penyiapan dan Kesiagaan Rumah Sakit dan Komunitas dalam Menghadapi Bencana (Hospital and Community Preparedness for Disaster management- HCPDM) yang merupakan program kemitraan antara PP Muhammadiyah dan pemerintah Australia melalui AusAID.

Uji Tujuh Prosedur

Menurut Susan Angelika, Project Admin Officer HCPDM melalui email, maksud simulasi kali ini menguji komponen - komponen yang berkaitan dengan kesiapsiagaan RS dalam menghadapi kejadian gempa bumi. Panduannya adalah prosedur yang telah disusun sebagai pedoman penangulangan bencana/Disaster plan RSIJPK dengan tujuan menguji tujuh komponen yang disepakati. Prosedur-prosedur tersebut antara lain: Prosedur pemeriksaan diri dan pertolongan sederhana, Prosedur perkiraan jumlah korban dan jenis luka dan Prosedur pemadaman saluran listrik. Selain Prosedur diatas, prosedur lain yang diuji adalah Prosedur Inspeksi sarana fisik bangunan oleh K3RS, Prosedur evakuasi, Prosedur penambahan tenaga bantuan medis internal dan Prosedur rujukan ke RS lain.

Kegiatan simulasi dan drill penanggulangan bencana ini selanlututnya akan dilaksanakan RS Muhammadiyah Palembang, Bantul dan Lamongan,. “Tidak hanya akan terbatas pada simulasi gempa saja, tetapi hazard-hazard lainnya yang mungkin terjadi di area tersebut berada.” terang Susan.

Acara ini dibuka oleh Ketua PP Muhammadiyah, DR.Sudibyo Markus, dan juga dihadiri oleh Ketua MKKM PP Muhammadiyah; Dr.Natsir Nugroho, SPOG, Councellor of Health, Disaster and Humanitarian Response AusAID; Helen McFarlane beserta beberapa tamu undangan lainnya dari jajaran pimpinan pusat dan wilayah MKKM, MDMC, BPH Rumah Sakit Islam Jakarta,Yayasan AGD 118, DINKES Jakarta timur, pemadam kebakaran dan Kepolisian setempat. (arif)