Minggu, 07 Februari 2010

JK : Muhammadiyah Cukup Jadi Motivator dan Fasilitator Lahirnya Pengusaha


Yogyakarta – Mantan Wapres, H.M. Jusuf Kalla, Sabtu (6/01/2010) menyampaikan bahwa Muhammadiyah dalam bidang ekonomi cukup menjadi fasilitator dan motivator bagi lahirnya pengusaha – pengusaha di kalangan Muhammadiyah. “Berikan motivasi, fasilitasi, Universitas Muhammadiyah bisa memberikan bimbingan dasar untuk bisnis yang kuat.“ pesannya. “Makin banyak pengusaha, makin banyak orang bekerja, makin banyak zakat, makin jalan upaya memajukan umat.” lanjutnya.

Dalam acara Seminar dan Lokakarya Nasional “Revitalisasi Gerakan Muhammadiyah Bidang Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat” di Kampus I Univ. Ahmad Dahlan, Jl Kapas Kota Yogyakarta ini, sosok yang dimedia biasa dipanggil JK ini menerangkan bahwa pilihan peran Muhammadiyah ini karena dunia usaha adalah dunia yang beresiko ganda, bisa untung dan bisa rugi. Sedangkan bagi organisasi seperti Muhammadiyah tidak boleh rugi. “Siapa yang harus menjalankan ekonomi, organisasi atau anggotanya ?” tanya JK ke Forum. “Jadi pengusaha harus siap untuk atau rugi, sedangkan organisasi seperti Muhammadiyah repotnya tidak boleh rugi, harus untung, karena itu kalau yang berusaha organisasinya, resikonya tinggi.” terangnya.

Menurut JK, kalau mau berusaha dicari usaha yang melibatkan organisasi yang paling minim. Sehingga, yang berusaha anggota Muhammadiyah saja. Kemudian mereka bisa membayar zakat, infaq dan shadaqah, sehingga gerakan Muhammadiyah bisa jalan ”Saya belum mengetahui organisasi sosial yang sukses, (universitas) Al Azhar atau Vatikan saja, hanya berusaha dengan menyewakan tanah” terangnya.”Vatikan pernah punya Bank, hancur juga, jadi bukan Muhammadiyah sendiri yang hancur membangun Bank.” terangnya mengingatkan usaha perbankan di Muhammadiyah yang pernah dirintis.

“Organisasi yang membuat unit usaha beresiko tinggi, karena pengurus organisasi ada batas waktunya, sementara usaha tidak ada batas waktunya.” katanya. “Bisa jadi pada awal berusaha atas nama organisasi, namun setelah selesai memimpin organisasi, diklaim punya sendiri, ini banyak terjadi di organisasi-organisasi sosial.” kisahnya.

Langkah Muhammadiyah

Menurut JK yang saat ini menjadi ketua Palang Merah Indonesia (PMI) itu, Muhammadiyah bisa melakukan fungsi motivator dan fasilitator ini dengan membuat penghargaan wiraswastawan berhasil di Muhammadiyah. “Belajar dari buku, pengalaman dan model.” kata JK. “yang mudah-mudah dulu, yang ringan-ringan dulu, jangan panggil Ical, Ciputra atau Arifin Panigoro dulu” katanya. “Mungkin bisa dimulai dengan menghadirkan pemilik warung padang yang sukses” .

Menurutnya, sebuah usaha akan bagus kalau ada risetnya.” Ini fungsi teknologi, jadi bagaimana mensinkronkan pengurus Muhammadiyah menjadi Fasilitator dan Motivator, memberikan semangat dan cara, sementara Unversitas memberikan teknologi yang baik.” sarannya. “Masalah Bank pasti mau (memberi kredit),… karena... Bank yang tidak memberikan kredit, adalah bank yang pasti bangkrut.”

Disamping itu, JK memandang bahwa kebijakan pemerintah harus kita pengaruhi . “Berteriaklah, berikan usul, ajak bicara partai-partai, pemerintah juga diajak bicara” sarannya kemudian.

Pengusaha asal Makassar itu juga berbagi resep menjadi pengusaha. Menurutnya menjadi pengusaha itu seperti berenang. “Kita boleh saja baca buku berenang, hafal di luar kepala, terus turun ke sungai, namun tenggelam” terangnya. “Harusnya, pelan pelan masuk ke sungai, nanti lama-lama bisa berenang. Nah, baru kalau ingin menjadi juara, harus ada pelatihnya.” imbuhnya.

Bagaimana mulainya berusaha…”Ya mulai saja…..” tegasnya dibarengi tertawa khasnya. (arif).