Selasa, 09 Februari 2010

Walhi Dukung Patih Laman Kembalikan Kalpataru


Pekanbaru, Antara - Organisasi lingkungan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Riau mendukung Patih Laman, pemuka adat suku asli Riau, Talang Mamak, mengembalikan penghargaan Kalpataru. Tindakan itu diambil sebagai bentuk kekecewaan terhadap minimnya dukungan pemerintah untuk menjaga hutan adat di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.

”Walhi siap memfasilitasi untuk mempertemukan Patih Laman dengan Gubernur Riau ataupun pemerintah pusat,” kata Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Riau Hariansyah Usman di Pekanbaru, Senin (8/2).

Ia mengaku sudah mengetahui niat Patih Laman (90), yang ingin mengembalikan Kalpataru langsung kepada Gubernur, hari Senin. Namun, rencana tersebut gagal karena Patih Laman yang sudah datang ke Pekanbaru sejak pekan lalu tidak memiliki dana untuk menginap.

Gubernur Riau Rusli Zainal juga memiliki jadwal yang sangat sibuk sehingga tidak berada di Pekanbaru untuk menemui Patih Laman.

”Hutan alam suku Talang Mamak itu dulunya begitu nikmat dipandang mata dan termasuk salah satu hutan dataran rendah yang tersisa di Indonesia. Namun, sayang, kini kondisinya sudah luluh lantah,” kata Hariansyah Usman.

Patih Laman menerima Kalpataru dari Presiden Megawati Soekarnoputri tahun 2003. Ia dinilai berhasil menjaga kelestarian hutan Panguanan dan Panyabungan di Kabupaten Indragiri Hulu dengan kearifan lokal masyarakat Talang Mamak.

Hutan tersebut digunakan untuk kebutuhan hidup masyarakat Talang Mamak yang bermukim di Desa Sungai Ekok, Kecamatan Rakit Kulim, Indragiri Hulu.

Selain itu, Patih Laman juga pernah mendapatkan penghargaan bertaraf internasional dari WWF Internasional di Kinibalu, Malaysia, tahun 1999.

Hutan adat suku Talang Mamak terdiri atas empat kawasan, yakni hutan Panguanan dan Panyabungan seluas 1.800 hektar, serta tiga kawasan hutan lainnya, yaitu hutan Sungai Tunu (105 hektar), hutan Pusaka Kelumbuk Tinggi Banir (22 hektar), dan hutan Durian Berjajar sekitar 98 hektar./kps