Rabu, 24 Februari 2010

Teknik Bernyanyi Bantu Penderita Stroke Kembali Berbicara


Penangan pasien pasca serangan jantung perlu dilakukan. Umumnya, sebagian dari pasien stroke mengalami kelumpuhan dan sebagian dari kelumpuhan itu bisa disembuhkan dengan menjalani terapi. Salah satu terapi yang kini tengah menjadi perbincangan adalah terapi bernyanyi.

Sebuah riset yang digagas Harvard Medical School mengungkapkan teknik bernyanyi sukses mengembalikan kemampuan berbicara pasies pasca stroke. Teknik yang dimaksud menjadikan latihan pengucapan kata dan kalimat seperti ketika menyanyikan sebuah lagu. Para peneliti di Harvard meyakini bahwa teknik ini mampu memperbaiki kerusakan otak bagian kiri akibat stroke.

Umumnya, penderita stroke mengalami kesulitan untuk mengucapkan dua kata sekaligus. Berkat teknik bernyanyi, penderita stroke mampu berpidato dengan lancar dihadapan masyarakat. Dr Gottfired Schlaug, Neurologi dari Harvard Medical School seperti dikutip dari Dailymail.co.uk, Senin (22/2) menyatakan teknik bisa digunakan untuk 100 orang sekaligus dan bisa pula dilakukan dirumah.

"Kami meyakini setiap langkah dari terapi dan sekaligus membuktikan efisiensi terapi ini," tegasnya.

Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah.

WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.

Dalam perkembangannya, stroke tak lagi hanya menyerang kelompok lansia, tetapi juga menyerang generasi muda yang masih produktif. Stroke tak lagi menjadi milik warga kota yang berkecukupan , namun juga dialami oleh warga pedesaan yang hidup dengan serba keterbatasan.

Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta dapat mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga. Selain karena besarnya biaya pengobatan paska stroke , juga yang menderita stroke adalah tulang punggung keluarga yang biasanya kurang melakukan gaya hidup sehat, akibat kesibukan yang padat.