Selasa, 02 Februari 2010

Nasional Demokrat Jadi Parpol, Golkar dan Demokrat akan Kedodoran?


JAKARTA - Beberapa pihak menduga, Nasional Demokrat, yang digagas oleh Surya Paloh dan Sri Sultan Hamengbuwono, adalah cikal bakal partai politik yang akan didirikan Paloh.

Paloh sendiri, ketika dikonfirmasi, hanya mengatakan belum terpikir untuk mengubahnya menjadi partai politik. Lantas, siapa yang paling diuntungkan pada pembentukan Nasional Demokrat?

Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan, PDIP kemungkinan besar diuntungkan dengan hadirnya Nasional Demokrat. Paloh terlihat mengincar massa partai Partai Demokrat dan Partai Golkar.

Hal ini misalnya terlihat dari simbol-simbol atribut ormas yang dikenakan, yaitu warna biru dan kuning. "PDIP tidak perlu gelisah dengan kehadiran Nasional Demokrat. Justru sebaliknya, (PDIP harus) bersyukur karena Nasional Demokrat setidaknya akan menggerogoti perolehan suara dua partai besar tersebut," Burhanuddin.

Selama ini, berdasarkan data Lingkaran Survei Indonesia (LSI), hubungan perolehan suara antara PD dan PG bersifat antagonistik. Jika perolehan suara PD naik, maka suara PG di tempat yang sama menurun. Pada pemilu 2009 lalu, potensi suara PD dan PG mencapai sepertiga populasi pemilih.

Ditambahkannya, PDIP ada di ceruk pasar pemilih lain yang tidak bersinggungan dengan ceruk pasar PD dan PG.

Terkait kehadiran Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Burhanuddin mengatakan, hal tersebut merupakan bentuk dukungannya terhadap pembentukan ormas Nasional Demokrat.

"Kehadirannya lebih memberikan political endorsement dari seorang kolega," ujarnya. Menurut Burhanuddin, Megawati memang memiliki political chemistry atau kimiawi politik dengan Paloh.(kps)