Minggu, 14 Februari 2010

Turis Asing Kembali ke Danau Toba


Samosir - Turis asing makin banyak yang kembali menjadikan Danau Toba sebagai salah satu tujuan wisata utama ketika berkunjung ke Indonesia. Kondisi ini ditandai dengan makin tingginya tingkat hunian hotel di Desa Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir. Tuktuk merupakan salah satu desa wisata yang memiliki hampir 30 penginapan berbagai jenis.

Menurut salah seorang pengelola penginapan di Tuktuk, Bulan Sitepu, makin banyaknya turis asing yang datang ke Danau Toba ditandai dengan semakin terkenalnya Tuktuk di kalangan wisatawan yang khas dengan ransel di punggung sambil berjalan kaki atau backpacker luar negeri.

”Edisi Lonely Planet (buku panduan bagi backpacker internasional) yang terbaru malah dengan detail menyebutkan informasi soal Tuktuk. Hampir sepanjang tahun penginapan di Tuktuk didatangi turis asing,” kata Bulan saat ditemui di Tuktuk, Kamis (11/2).

Hal senada juga diungkapkan pemilik salah satu rumah makan di Tuktuk, Leo Sidabutar. Dia membenarkan bahwa turis asing mulai kembali datang ke Danau Toba ditandai dengan banyaknya turis jenis backpacker ke Tuktuk. ”Sekarang, mulai banyak lagi turis asing yang datang meski tidak seramai sebelum tahun 1997,” katanya.

Menurut Leo, sejak krisis ekonomi tahun 1997 sebenarnya kondisi Tuktuk sudah bisa dikatakan desa wisata yang telah ”mati”. ”Hampir tak ada lagi turis asing yang mau datang ke Tuktuk. Turis asing yang berkunjung hanya sebatas turis asing tradisional asal Belanda, yang selalu datang sepanjang tahun. Mereka memang tiap tahun datang, tetapi jumlahnya tak banyak,” katanya.

Leo mengatakan, salah satu yang sekarang digagas, karena turis asing juga tak hanya menikmati keindahan Danau Toba saja, adalah menampilkan seni budaya Batak, seperti tari dan teater.

”Sekarang kami sedang mencoba merevitalisasi seni budaya Batak agar bisa jadi salah satu atraksi yang menarik bagi turis asing,” katanya.

Strategi

Pengelola penginapan, selain menjalin kerja sama dengan agen perjalanan wisata, juga punya strategi lain agar turis asing merasa betah tinggal cukup lama di Tuktuk.

Bulan mengungkapkan, semua pengelola penginapan di Tuktuk memang punya siasat sendiri agar tempatnya didatangi turis asing.

Menurut dia, salah satu yang strategi yang dipakai adalah memanjakan backpacker.

”Karena dari mulut merekalah penginapan kami ini akhirnya bisa tersebar. Kami malah tak keberatan menolong backpacker yang kesulitan uang untuk membayar penginapan. Karena terbukti, keramahtamahan dan kebaikan kami justru berkenan di banyak backpacker yang berkunjung ke Tuktuk,” katanya. (BIL)