Selasa, 09 Februari 2010

PANEL LISTRIK RS PIRNGADI MELEDAK


Medan, Ruang kontrol panel elektrikal Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan terbakar. Akibatnya seluruh aliran listrik di rumah sakit itu mati total, Senin (8/2). Situasi rumah sakit kacau balau.

Penyebab terbakar diduga karena ada korsleting karena aliran listrik dari PLN mati tiba-tiba. Harusnya, ketika arus listrik PLN mati, maka genset rumah sakit otomatis langsung hidup. Awal kejadian sekira pukul 09.30 WIB. Arus listrik baru bisa dialirkan sekira pukul 13.20 WIB.

Ternyata, tidak adanya aliran listrik di rumah sakit Pemko Medan tersebut berdampak sistemik. Sebab, 8 orang waktu kejadian terkurung di tangga lift. Mereka terdiri dari perawat, pasien dan pengunjung.

Bukan itu saja, 8 jadwal operasi pasien ditunda pagi itu ditunda. Bahkan karena lamanya aliran listrik, kuat dugaan empat pasien yang berada dalam pelayanan emergency di Intensive Care Unit (ICU) dan Intensive Cardiovasculer Care Unit (ICCU) lantai IV RSUPM meninggal dunia.

Ke empat pasien yang sedang dirawat di ICU dan ICCU RSUPM yakni Veri Kavri (19) warga Medan masuk, Minggu (7/2), dengan diagnosa cidera berat pada kepala akibat kecelakaan Kereta Api. Kemudian, OM Pangaribuan (82) diagnosa Kanker Paru status pasien kiriman dari RSU Elisabeth Medan, ke tiganya dirawat di ICU.

Sedangkan untuk pasien yang dirawat ICCU dengan diagnosa gangguan Jantung, Herber Lumbantobing (73) Warga Helvetia Medan. Dia masuk Minggu (7/2). Seorang lagi, bayi, Duriati yang dirawat di ruang perinatologi karena aspiksia atau sumbatan jalan nafas.

Menurut R Saragih, keluarga Herber Lumbantobing yang meninggal dunia, kakeknya masuk sekitar pukul 08.30 WIB. Kondisi waktu itu masih stabil walau dipasang alat bantu pemacu jantung. Tiba-tiba sekitar pukul 09.30 WIB saat mati lampu karena ledakan di ruang kontrol panel listrik, kondisi pasien langsung menurun drastis.

Setelah lampu mati, tenaga medis dan dokter yang menangani terus berupaya membantu memompa jantung secara manual (resitusi) namun nyawanya tak bisa tertolong lagi.

Kecewa

Dia merasa kecewa kenapa kakeknya dirujuk ke rumah sakit tersebut. "Karena, mati lampu, Opung (kakek-red) saya masih baik. Tapi begitu mati lampu, opung saya makin kritis. Trus negdrop sampai sudah tidak bernyawa lagi. Kami sekeluarga kecewa dan menyesal kenapa dibawa ke RS Pirngadi. Kalau tahu seperti ini pelayanannya, kita sangat kecewa. Yang kita kecewakan RSU Pirngadi, bukan dokternya," ujarnya.

Bahkan salah seorang perawat, Sera, yang terkurung dalam lift mengalami sesak napas dan terpaksa di rawat intensif di ruangan.

Seorang perawat yang merupakan korban terkurung di lift menyebutkan, saat mati lampu, lift hendak turun dari lantai tiga ke lantai dua. Namun belum sampai ke lantai dua, liftnya mati. Situasi penumpang lift di dalam panik. Semua orang histeris. Di tengah kondisi itu, dia berusaha menenangkan penumpang lift. Namun, situasi sangat sulit saat itu.

Untunglah tidak berlangsung lama. Sejumlah petugas keamanan rumah sakit mengambil tindakan. Mereka membuka lift. Karena, posisi lift belum tepat di lantai 2, seluruh penumpangnya diturunkan dengan melompat.

Di lain pihak, posisi instalasi gawat darurat (IGD) tak kalah panik. Di tengah mati lampu, petugas berusaha menolong dan menerima sejumlah pasien gawat darurat yang masuk. Para perawat tampak hilir mudik mengerahkan segenap kemampuan untuk menolong pasien. Tidak ada penerangan pengganti. Petugas hanya menghidupkan beberapa lilin untuk membantu. Pokoknya, situasi sangat kacau. Untungnya, petugas tidak banyak bicara. Mereka berusaha maksimal menjalankan tupoksi masing-masing.

Tidak Terlihat

Hingga dua jam, tidak terlihat Direktur dan Wakil Direktur. Hanya Kabid Humas drg Susyanto keluar. Dia menemui wartawan dan memberikan keterangan singkat. Menurutnya, situasi terkendali. Pihak manajemen berusaha mencari genset pengganti untuk menerangi sejumlah unit layanan yang vital. Jika tidak, maka para pasien gawat darurat akan dievakuasi ke rumah sakit terdekat.

Sorenya, baru ada jumpa pers. Plh Direktur RSUPM dr Dewi Fauziah Syahnan SpTHT didampingi Wadir SDM dan Pendidikan dr Alisjahbana SpTHT, Kabid Pelayanan Medis dr Risma dan Kabid Humas RSUPM drg Susyanto.

Dewi membenarkan kejadian peristiwa ledakan di ruang panel elektrikal karena korsleting listrik sebagai dampak dari padamnya aliran listrik secara tiba-tiba dari PLN. Tapi, dia membantah penyebab ke empat pasien meninggal dunia karena efek dari matinya aliran listrik. Menurutnya, pasien itu meninggal dunia karena ajal dan kondisinya sudah kritis bahkan di bawah koma yang mendalam.

Staf Bagian Kelistrikan dan Perlengkapan Iwansyah saat itu menegaskan, penyebab korsleting karena listrik padam tiba-tiba. Dari arus listrik PLN yang tiba-tiba padam tersambung secara otomatis ke bagian panel listrik genset milik rumah sakit. Panel penghubung aliran listrik PLN ke genset itu konsleting.

"Sebenarnya ini kesalahan pada PLN. Karena mematikan aliran listrik secara mendadak. Sehingga aliran listrik di panel genset untuk disambungkan ke rumah sakit mengalami korsleting. Jadi, timbullah ledakan," ucapnya.

Sebelumnya, anggota DPRD Medan Bahrumsyah menyesalkan kurang siapnya perlengkapan di rumah sakit Pemko Medan tersebut. Harusnya, ada penerangan pengganti yang sudah disiapkan. Sehingga, dalam kasus dadakan seperti itu ada prosedur tetap yang dilakukan.

Bahrum tidak banyak komentar. Dia hanya melihat situasi panik yang terjadi saat itu. Dia datang ke RS Pirngadi karena membawa seorang pasien gizi buruk asal Belawan. (nai/AN)