Rabu, 31 Maret 2010

Dosen Teladan 'DELVI NAPITUPULU' Itu Akhirnya Meninggal


MEDAN(SI) – Dosen Universitas Negeri Medan (Unimed) Delvi Napitupulu,60,korban penjambretan saat mengawal pengambilan naskah soal ujian nasional (UN),meninggal kemarin (30/3) di Rumah Sakit (RS) Malahayati,sekitar pukul 10.00 WIB.

Suasana haru terlihat jelas di kamar jenazah. Suami mendiang DM Sihombing yang juga dosen Fakultas Teknik Unimed tidak sanggup menahan tangis. Semua jajaran dosen Unimed juga hadir. Koordinator Kopertis Prof Zainuddin serta Ketua BNSP PusatProf Dr Djemari Mardapi yang merupakan rekan suami almarhumah menyempatkan diri datang ke rumah sakit. Mendiang diketahui telah 30 tahunan mengabdi di Unimed sebagai dosen Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS).Dia meninggalkan tiga orang anak, yakni dua putra dan satu putri.Jenazah Delvi dibawa keluar dari rumah sakit sekitar pukul 13.30 WIB ke kediamannya di Jalan Cemara Pasar I Lorong III Barat.

“Kami semua menyayangi beliau dan kami sekeluarga akan menguburkan Beliau pada Kamis (1/4),” ujar anak kedua Delvi Iwan Sulaiman saat mendampingi ayahnya. Sementara itu, putri Delvi Aurora Putriku terlihat syok dan terus menangis di rumah sakit. Rektor Unimed Syawal Gultom saat di lokasi menyatakan,kepergian Delvi Napitupulu menjadi duka semua civitas Unimed.Syawal menambahkan, mendiang merupakan sosok dosen teladan Unimed. Bersama suaminya, Delvi pernah terpilih menjadi dosen teladan. “Beliau mengalami luka parah di bagian kepala dan tulang bagian pipi patah sehingga koma.Operasi sudah dilakukan, tetapi belum juga sadar hingga beliau meninggal,”ujarnya. Bagi Unimed, Delvi termasuk sosok yang peduli dengan mahasiswanya.

“ Beliau mengajar sangat baik dan sangat peduli dengan kesulitan mahasiswa.Sangat terbuka dan mau membantu mahasiswanya,” ungkapnya. Syawal meminta kepolisian bekerja keras mengungkapkan siapa pelaku yang menyebabkan Delvi koma dan meninggal dunia. Dia menyampaikan kalo polisi kesulitan karena saat kejadian nomor plat motor pelaku tidak sempat terlihat. Di tempat terpisah, Polsekta Medan Baru masih memburu pelaku perampokan korban.“Ya,Kanit Reskrim masih mengecek ke rumah sakit.Sementara itu,kami masih mengejar pelakunya,”tutur Kapolsekta Medan Baru AKP M Yoris Marzuki kepada harian Seputar Indonesia kemarin. Untuk menindaklanjuti kasus tersebut, petugas masih memintai keterangan sejumlah saksi-saksi yang berada di tempat kejadian perkara (TKP).

Pasalnya, korban belum sempat dimintai keterangannya karena kondisinya kritis. “Untuk menindaklanjutinya,kami terus masih memintai keterangan terhadap saksi-saksi yang berada di TKP agar mengetahui secara fisik pelakunya sehingga petugas dengan mudah dapat meringkusnya,” tandasnya. Sebelumnya, Kepala SMA PGRI 1 M Nur Pane sudah membuat pengaduan ke Polsekta Medan Baru.Selanjutnya,petugas memintai keterangan saksi korban.Mereka belum menemukan ciri-ciri pelaku tersebut.“Korban sudah membuat pengaduan,tetapi kami masih memintai keterangan teman korbannya. Nanti, berdasar keterangan dan sejumlah saksi itu, akan diketahui pelakunya,”paparnya.

Seperti diketahui,Rabu (24/3), Delvi bertugas menjadi pengawas UN dari satuan pendidikan di SMA PGRI I.Saat mengawas pengambilan soal bersama Kepala SMA PGRI I M Nur Pane di Jalan Pellita IV, dosen teladan Unimed 2005 ini berada dalam boncengan motor diikuti dua pria dalam sepeda motor. Bertepatan di Jalan Sei Besitang, tas Delvi ditarik hingga menyebabkan motor oleng dan jatuh. Delvi pun langsung terempas ke aspal dan tidak sadarkan diri.Saat penjemputan soal, memang tidak ada satu aparat kepolisian yang mengawal motor M Nur Pane.

Saat itu,Delvi langsung dilarikan ke RS Sarah, kemudian ke RS Gleni, hingga akhirnya meninggal di RS Malahayati. (nina rialita/m andi yusri/sindo)