Senin, 15 Maret 2010

OPERASI CANGKOK HATI: BILQIS BISA DIOPERASI SATU BULAN LAGI


Semarang - Bilqis Anindya Passa (18 bulan), penderita atresia bilier atau tidak terbentuknya saluran empedu, akan menjalani operasi cangkok hati di Rumah Sakit Dokter Kariadi, Semarang, Jawa Tengah, sekitar satu bulan lagi. Saat ini tim dokter sedang menyiapkan kondisi paru-paru dan menaikkan berat badan Bilqis.

”Tim dokter sudah siap dan berhak melakukan operasi,” kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih saat berkunjung ke Rumah Sakit Dokter Kariadi, Semarang, untuk melihat kondisi Bilqis, Sabtu (13/3).

Selain kesiapan tim dokter, Rumah Sakit Dokter Kariadi juga sudah memiliki fasilitas dan standar prosedur operasional operasi cangkok hati. Tim dokter juga sedang menyiapkan kondisi ibu Bilqis, Dewi Farida, sebagai pendonor hati.

Ketua Tim Cangkok Hati Rumah Sakit Dokter Kariadi, Semarang, Yulianto mengatakan, Bilqis memiliki penyakit paru-paru. Penyakit tersebut harus segera disembuhkan karena operasi cangkok hati membutuhkan waktu sekitar 14 jam. Tanpa paru-paru yang sehat, Bilqis tidak mampu bertahan selama operasi berlangsung.

Lamanya proses operasi juga menuntut Bilqis untuk memiliki berat badan yang ideal. Saat ini berat badan Bilqis hanya 8,8 kilogram. ”Idealnya, berat badan Bilqis harus 9 kilogram sebelum operasi,” kata Yulianto.

Penyembuhan paru-paru Bilqis butuh waktu 10-14 hari. Bilqis baru dapat dioperasi dua minggu setelah proses penyembuhan paru-paru. Menjelang operasi, tim dokter juga memvaksinasi Bilqis. ”Ada tiga sampai empat vaksin untuk memperkuat daya tahan tubuhnya,” katanya.

Biaya operasi cangkok Rp 800 juta-Rp 1 miliar. Kementerian Kesehatan mengoordinasikan biaya itu melalui berbagai sumber, yaitu jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas), bantuan masyarakat, dan bantuan dari sejumlah perusahaan.

Tim pertama

Menkes mengapresiasi kesiapan tim cangkok hati Rumah Sakit Dokter Kariadi dalam menangani Bilqis.

”Mereka adalah tim dokter cangkok hati pertama di Indonesia,” kata Menkes.

Sebelum menangani Bilqis, tim dokter yang terdiri atas 50 dokter yang memiliki beragam spesialisasi ini pernah melakukan operasi cangkok hati terhadap dua pasien lainnya. Dua pasien itu adalah Ulung Harautama pada 2006 dan Muhammad Alfarizi pada 2009. Kedua operasi cangkok hati itu berjalan lancar.

Endang Sedyaningsih mengatakan, saat ini ada sekitar 600 orang di Indonesia yang memerlukan cangkok hati.

Untuk jangka panjang ka- sus serupa akan langsung ditangani tim penanggulangan kemiskinan di bawah koordinasi wakil presiden dengan pendanaan dari APBN dan corporate social responsibility perusahaan-perusahaan swasta. (DEN/KPS)