Senin, 15 Maret 2010

PEMKAB TAPSEL TERUS TINGKATKAN PELAYANAN KESEHATAN


Kesehatan memiliki peranan penting dalam pembangunan ekonomi masyarakat dan pengentasan kemiskinan.Di sisi lain, kesehatan juga bisa dipandang sebagai investasi masa depan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

ALASAN inilah yang membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapanuli Selatan (Tapsel) sangat peduli terhadap masalah kesehatan. Kepedulian ini telah dituangkan dalam visi Pemkab Tapsel “Mewujudkan Masyarakat Tapsel yang Sehat dan Berkualitas”. Visi ini sejalan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 28 H ayat (1) dan UU No 23/1992 tentang Kesehatan yang menyatakan bahwa memperoleh layanan kesehatan merupakan hak dasar masyarakat.

Beberapa langkah strategis sudah dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Tapsel dalam mewujudkan visi dan pemberian hak dasar masyarakat di bidang kesehatan sekaligus mewujudkan “Masyarakat Tapsel Sehat 2010” itu.Di antaranya, perbaikan dan pembangunan sarana infrastruktur untuk mendukung pelayanan kesehatan masyarakat,khususnya di wilayah pedesaan. Setelah melakukan perbaikan dan pembangunan infrastruktur, Pemkab Tapsel juga dengan serius memastikan bahwa masyarakat Tapsel, khususnya di desa terpencil, bisa mengakses dan mendapatkan pelayanan kesehatan.

Baru-baru ini, Pemkab Tapsel sudah membagikan 9.000 kartu Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin) kepada keluarga kurang mampu.Mereka yang sudah memiliki kartu Askeskin bisa berobat secara gratis di puskesmas di daerahnya. Sejumlah warga penerima kartu Askeskin, seperti di Kecamatan Batang Angkola, sudah merasakan langsung manfaat kartu Askeskin. Mereka sudah bisa berobat secara gratis di Puskesmas Pintu Padang, Kecamatan Batang Angkola. “Alhamdulillah, kami sudah bisa berobat secara gratis di puskesmas,” tutur Mara Tigor Siregar, salah seorang pemegang kartu Askeskin di Kecamatan Batang Angkola.

Kepala Puskesmas Pintu Padang Habibullah juga membenarkan bahwa puskesmas yang dipimpinnya sudah memberikan pelayanan berobat gratis,bahkan memberi obat gratis kepada pasien pemegang kartu Askeskin.Namun,obat yang diberikan secara gratis masih sebatas obat generik, seperti antibiotik. Kepala Dinkes Pemkab Tapsel Sarmadhan Harahap juga menyatakan bahwa saat ini masyarakat kurang mampu di Tapsel sudah bisa berobat secara gratis. Selain itu, Dinkes Pemkab Tapsel juga terus gencar melakukan penyuluhan kesehatan ke desa-desa untuk mencegah kasus luar biasa (KLB),seperti flu burung,malaria,chikungunya.

Kemudian, Dinkes juga memberikan bantuan kelambu kepada 1.500 kepala keluarga (KK) dan memberi bantuan Penyediaan Makanan Tambahan (PMT) kepada masyarakat untuk mencegah gizi buruk.“Itu sudah dilakukan di Desa Sorik serta peningkatan kesehatan ibu hamil dan bayi,”ujarnya. Di Puskesmas Pintu Padang,sesuai data dan fakta di lapangan, Pemkab Tapsel juga sudah menambah beberapa tenaga medis untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat. Puskesmas Pintu Padang memiliki tiga dokter dan 120 petugas medis serta lima unit puskesmas pembantu (pustu) dengan jumlah penduduk 33.238 jiwa.

Sementara itu, fasilitas medis yang sudah ada di puskesmas itu berupa alat incineratoratau alat penghancur limbah medis dan nonmedis. Namun,alat itu belum difungsikan karena ruang khusus untuk pengoperasiannya belum ada. Untuk membangun ruangan alat penghancur limbah itu, dibutuhkan biaya yang cukup besar. Di samping ruangan yang belum ada, tenaga ahli yang mampu mengoperasikan alat itu juga belum ada.Untuk mengantisipasi hal tersebut,Sarmadhan menuturkan, dalam waktu dekat Dinkes Pemkab Tapsel akan mengirimkan salah seorang stafnya untuk mengikuti pelatihan keterampilan mengoperasikan incinerator.

Sarmadhan menambahkan, program pembangunan di bidang kesehatan yang akan dijalankan selama lima tahun sudah banyak yang terlaksana, di antaranya penempatan tenaga medis bidan yang hampir menyeluruh dilakukan hingga daerah paling terpencil.Selain itu, dilakukan penambahan dokter di setiap puskesmas dan pengobatan gratis di semua puskesmas dan pustu. Tidak hanya itu,Pemkab Tapsel meningkatkan status pondok bersalin desa (polindes) menjadi pos kesehatan desa (pokesdes). Hal ini sudah dilakukan di beberapa desa seperti Pokesdes Lobu Sipange,Kecamatan Sayur Matinggi; Pokesdes Lobu Sijungkang,Kecamatan Angkola Timur; Pokesdes Aek Nabara, Kecamatan Marancar; dan Pokesdes Garoga, Kecamatan Batangtoru.

Sebagai sarana pendukung kelancaran tugas,tenaga medis tersebut diberi kendaraan dinas.Untuk bidan desa diberikan sepeda motor, kemudian di setiap puskesmas disiapkan satu unit mobil dan mobil gardan untuk puskesmas di daerah terpencil,seperti di Puskesmas Biru dan Siais. Baru-baru ini, Sarmadhan menuturkan, mereka juga sudah menyalurkan bantuan obat-obatan kepada warga yang tertimpa musibah banjir dan memberi bantuan biaya operasi tulang paha hingga sembuh kepada masyarakat yang tertimpa bencana banjir bandang di Bukas, Kecamatan Angkola Selatan. Dinkes juga menggelar operasi katarak kepada 600 warga kurang mampu, melaksanakan operasi bibir sumbing kepada 150 warga kurang mampu dan melaksanakan khitanan massal bagi 50 anak dari keluarga kurang mampu.

Seterusnya, pemberian PMT ASI gratis berupa susu,bubur SUN, biskuit sebagai program peningkatan gizi bayi dan balita,pemberian insentif kepada kader posyandu Rp10.000 per bulan,pemberian insentif kepada setiap bidan desa Rp200.000 per bulan,dan pemberian insentif kepada pengelola program kesehatan di setiap puskesmas. Tidak hanya itu,Pemkab Tapsel masih terus berupaya memberantas penyakit filariasis atau kaki gajah agar tidak mewabah dan menulari warga lain.Hal ini juga dilakukan untuk menindaklanjuti komitmen Pemkab Tapsel,DPRD Tapsel dengan World Health Organization (WHO) dan Departemen Kesehatan (Depkes) RI dalam rangka pemberantasan penyakit filariasis.

Program itu disepakati dilaksanakan selama lima tahun,yakni sejak 2008 lalu hingga 2013 mendatang. Pemkab Tapsel pun meningkatkan cakupan lima imunisasi dasar lengkap berupa, vaksin TBC atau BCG (bacillus calmette guerin),DPT (dyphtheria pertusis,tetanus),polio, hepatitis,dan campak,yang bekerja sama dengan United States Agency for International Development (USAID) melalui program Millenium Challenge Corporation- Imunization Project (MCCI-IP) serta kerja sama antara Pemkab Tapsel dan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sumatera Utara (USU) dalam rangka melengkapi empat dokter spesialis dasar.

Meskipun banyak program yang sudah dijalankan, Sarmadhan mengaku masih banyak juga potensi kesehatan dan kekurangan informasi di lapangan. Untuk itu,dia berharap semua elemen masyarakat berpartisipasi dalam mewujudkan program kesehatan yang telah dicanangkan Pemkab Tapsel. “Layanan kesehatan harus mudah diperoleh serta lebih terfokus dan mudah terakses. Dengan begitu, masyarakat Tapsel dapat semakin sehat demi mewujudkan Tapsel Sehat 2010,”tandasnya. (parlagutan harahap/SI)