Senin, 22 Maret 2010

Presiden: Ny. A.H. Nasution Tokoh yang Cinta Kehidupan Masyarakat

Jakarta - Istri almarhum Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Ny Johana Sunarti Nasution binti Soenaryo Gondokusumo (86), meninggal dunia, Minggu (21/3) pukul 00.00 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto.

Almarhumah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Minggu siang, berdampingan dengan makam suaminya. Sebelum dimakamkan, jenazah disemayamkan di bekas rumah keluarga AH Nasution, Jalan Teuku Umar, Jakarta.

Pada 3 Desember 2008 rumah itu diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Museum Jenderal Besar AH Nasution. Rumah tinggal almarhumah saat ini di Jalan Haji Agus Salim, Jakarta.

Sepanjang Minggu pagi hingga siang hari, pelayat berdatangan ke rumah tempat almarhumah disemayamkan. Sejumlah tokoh dan pejabat juga melayat, termasuk Presiden Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono, dan mantan Presiden BJ Habibie. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Taufiq Kiemas, yang rumahnya berseberangan dengan rumah duka, juga melayat.

Minggu siang, menantu almarhumah, Edward Nurdin, mewakili keluarga, menyerahkan jenazah kepada negara. Selanjutnya, jenazah dibawa ke Masjid Cut Meutia untuk dishalatkan, lalu diberangkatkan ke TMP Kalibata untuk dimakamkan.

Kelenjar tiroid

Prabowo, keponakan almarhumah, kepada Kompas menjelaskan, almarhumah dirawat di RSPAD Gatot Subroto sejak 11 Maret akibat sakit kelenjar tiroid yang menekan jalan pernapasan.

Almarhumah meninggalkan satu putri, Hendriati Sahara Nasution, empat cucu, dan lima cicit. Salah satu putrinya, yakni Ade Irma Suryani Nasution, tewas tertembak saat peristiwa Gerakan 30 September 1965.

Johana Sunarti Nasution lahir di Surabaya, 1 November 1923. Ia mendirikan sejumlah yayasan, antara lain Yayasan Bina Wicara Vacana Mandira, Yayasan Jambangan Kasih, dan Yayasan Santi Rama. Sejumlah penghargaan pernah ia terima, antara lain Ramon Magsaysay Award for Public Service dan Paul Harris Fellow Award Rotary Foundation of Rotary International Amerika.

”Jiwa sosialnya tinggi,” kata tokoh pendidikan Arief Rachman. Presiden Yudhoyono kepada wartawan menyampaikan, almarhumah adalah tokoh yang sangat mencintai kehidupan masyarakat, terutama yang mendapat kesulitan dalam kehidupan. Mantan Presiden BJ Habibie kepada wartawan seusai berdoa di samping jenazah menyampaikan kesedihannya. ”Yang beliau tinggalkan adalah nama baik dan jiwa pejuang,” kata Habibie. (idr/kps)