Jumat, 12 Maret 2010

GEMPA BUMI: BANGUNAN BAMBU LEBIH TAHAN GEMPA


Bangunan berbahan bambu memiliki ketahanan terhadap guncangan gempa. Namun, bentuk kearifan dan kecerdasan lokal ini tidak banyak diterapkan oleh masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah rawan bencana.

”Bangunan bambu, selain tahan gempa, juga mudah membuatnya dan murah,” kata Ketua Dewan Pakar dari Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Mubiar Purwasasmita, Kamis (11/3) di Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Di Garut, DPKLTS bersama Medco Group menyerahkan empat bangunan contoh yang dibangun dari bahan bambu kepada masyarakat. Keempat bangunan itu berupa unit rumah masing-masing berukuran 6 x 6 meter, satu bangunan sekolah, dan satu masjid.

Penanggung Jawab Pembangunan Rumah Bambu di Cisompet Bambang P Nugroho mengatakan, konstruksi bambu tahan gempa karena sifatnya yang lentur. Kelenturan ini terdapat pada pasak, kuncian, dan ikatan. Fleksibilitas inilah yang membuat bangunan bergerak menyesuaikan guncangan gempa.

Pendiri Medco Group, Arifin Panigoro, mengatakan, bukti bahwa bangunan terbuat dari bambu bisa bertahan dari guncangan gempa terdapat di kampung adat Naga di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Meskipun diguncang gempa 7,3 skala Richter pada September 2009, tidak ada satu pun rumah adat berbahan bambu dan beratap ijuk di Kampung Naga yang rusak.

Sesepuh DPKLTS Solihin GP berharap, empat bangunan bambu di Cisompet menjadi contoh bagi masyarakat. Masyarakat bisa meniru konstruksi bangunan itu. Nantinya, salah satu bangunan contoh di Cisompet akan dijadikan balai pintar yang dilengkapi perangkat teknologi informasi. Tempat ini akan menjadi pusat informasi dan pelatihan konstruksi bambu bagi warga.

Selain tahan gempa, biaya pembuatan bangunan bambu ini pun murah. Berdasarkan pengalaman DPKLTS dan Medco Foundation membangun rumah bambu di Cisompet, biaya bangunan berbahan bambu hanya Rp 500.000 per meter persegi.

Biaya itu hanya sepertiga dari biaya membangun rumah pada umumnya, yaitu Rp 1.500.000 per meter persegi. ”Tidak ada biaya pembangunan yang bisa menyaingi murahnya biaya pembuatan bangunan bambu ini,” kata Arifin.

Bambu merupakan sumber bahan bangunan yang banyak terdapat di Indonesia dan dapat diperbarui. Dari sekitar 1.250 jenis bambu di dunia, 140 jenis atau 11 persen di antaranya berasal dari Indonesia.

Pada kesempatan itu, DPKLTS dan Medco Foundation juga menyerahkan 7.500 tanaman.(ADH)