Senin, 01 Maret 2010

Muhammadiyah Memerlukan Militansi Baru


Makassar – Pada sesi pertama, seminar membahas topik “Peguatan Budaya Organisasi dan Militansi Kader Muhammadiyah” diisi oleh Ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dan Bendahara Majelis Pembina Kader (MPK) PP Muhammadiyah, Agus Syamsuddin, sabtu (27/02) di auditorium Al Amien, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dalam uraiannya, Haedar menjelaskan bagaimana budaya organisasi menjadi bagian kolektif dari kebudayaan. Pada konteks nyata, maka kebudayaan merupakan wold view atau cara pandang yang menjadi nilai. Karena itu nilai dalam konteks budaya harus diserap bersama lalu menjadi perilaku bersama. Untuk itu Sosiolog Unversitas Muhammadiyah Yogyakarta ini mengatakan perlunya Muhammadiyah menumbuhkan militansi baru dalam organisasi ini. Ia mengilustrasikan generasi Muhammadiyah assabikunal awwalun dengan Muhammadiyah saat ini.

“Muhammadiyah penting menumbuhkan militansi baru. Militansi itu ketangguhan dalam berjuang. Ada nilai dan kolektivitas” papar doktor sosiologi jebolan UGM ini.

Sementara itu Agus Syamsuddin dalam penjelasannya mengungkapkan bahwa telah terjadi reduksi namun budaya organisai di Muhammadiyah masih mempunyai ciri khas dibandingkan dengan organisasi lain. Di sisi lain budaya oranisasi yang tercermin di Muhammadiyah ini akan tercermin dari tingkah laku dari pribadi-pribadi dari para anggotanya dan itu merupakan pencerminana dari budaya organisasi ini.

“Di Muhammadiyah sudah ada pedoman nilai, yaitu Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) yang bisa dijadikan rujukan dan perilaku anggota Muhammadiyah yang berisikan panduan nilai-nilai luhur yang telah dilakukan dan diidealkan oleh Muhammadiyah, tapi acuan ini tidak bisa optimal” saran trainer pemegang lincensi Asia Tenggara ini (Md).