Rabu, 17 Maret 2010

TERORIS DI ACEH JARINGAN PENGEBOM JW MARRIOTT - RITZ CARLTON


ACEH BESAR (SI) – Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri menegaskan bahwa para tersangka teroris di Provinsi Naggroe Aceh Darussalam (NAD) merupakan kelompok yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) dari Jakarta.

Mereka merupakan jaringan pelaku pengeboman di Jakarta beberapa waktu lalu. ”Para tersangka, baik yang telah ditangkap maupun masih dalam pengejaran polisi, adalah kelompok yang masuk dalam DPO karena terlibat dalam berbagai aksi bom di Jakarta,” kata Bambang Hendarso dalam arahan singkat saat mengunjungi Mapolsek Leupung, Kabupaten Aceh Besar, NAD,kemarin.

Kapolri menegaskan bahwa mereka yang tertangkap, tewas, dan masih dalam pengejaran aparat kepolisian di Aceh terkait dengan jaringan peledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton Jakartapertengahan tahun lalu. ”Selain itu, kelompok teroris ini juga terkait rangkaian peledakan bom di Bali dan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta,” ujar mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri ini.

Pada Jumat (12/3) aparat kepolisian Polsek Leupung berhasil menangkap delapan tersangka teroris. Dua anggota jaringan tersebut tewas ditembak saat hendak melarikan diri ketika dihentikan di depan Mapolsek Leupung. Kapolri kemarin mengunjungi lokasi tertembaknya dua tersangka teroris.Kedatangan Kapolri dan sejumlah perwira Mabes Polri didampingi Gubernur NAD Irwandi Yusuf, Kapolda Aceh Irjen Pol Aditya Warman, dan Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Hambali Hanafiah.

Bambang Hendarso juga mengatakanbahwaPolda Acehtelahmengendus adanya sekelompok orang yang berlatih di Aceh. Setelah menerimalaporanmasyarakat, Kapolri menugaskan Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror untuk mendukung Polda Aceh mengungkap jaringan teroris di sana. ”Polri tidak pernah berhenti dan tidak ragu untuk menumpas jaringan teroris di seluruh Indonesia,” jaminnya.

Menurut dia, pemerintah daerah, TNI dan Polri serta seluruh elemen masyarakat, khususnya di Aceh, mendukung upaya pengungkapan jaringan teroris itu. Sementara itu, Mabes Polri menginstruksikan seluruh Polda melakukan sweeping dan penyebaran tujuh foto anggota jaringan teroris Aceh yang masuk dalam DPO. Langkah ini untuk mendukung upaya perburuan dan pengejaran sisa-sisa jaringan teroris.

Ketujuh DPO tersebut diketahui bernama Abu Yusuf Alias Mustaqim, Ubaid alias Adi alias Jakfar, Ziad alias Deni Suramto alias Toriq, dan Tono alias Rahmat alias Bayu Seno. DPO lainnya, Pandu alias Abu Asma,Abu Rimba alias Munir alias Abu Uteun, Usman alias Gito.

Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Sulistyo Ishak sudah menginstruksi kan dan memberikan informasi tersebut ke wilayah.Terkait pelaksanaannya diserahkan sepenuhnya kepada mereka yang mengetahui lokasi strategis. ”Tujuh teroris yang saat ini masuk dalam DPO kaitannya dengan teroris Aceh,”ujarnya saat dihubungi Seputar Indonesia kemarin.

Saat ini tim gabungan terus melakukan penyisiran untuk membersihkan sisa-sisa teroris, sekaligus mencegah agar mereka tidak bisa meloloskan diri. Terkait penggerebekan di rumah warga di Desa Blang Creum, Lhokseumawe,NAD,dia memaparkan bahwa polisi mengamankan beberapa orang untuk dimintai keterangan. Polisi juga menyita dua ransel,peta,dan baju bertuliskan “Centre Mujahidin Atjeh”.

Tidak hanya itu, polisi telah pula menangkap sejumlah pria yang tidak memiliki identitas di Aceh Barat dan Aceh Jaya.Mereka terjaring operasi oleh aparat kepolisian serentak di seluruh Aceh dan lokasi lain yang diduga dijadikan tempat persembunyian anggota jaringan teroris. Terkait kaos bertuliskan “Centre Mujahidin Atjeh” yang diduga jaringan baru teroris, Sulistyo mengatakan bahwa tim akan mempelajari apakah ada keterkaitannya denganteroris Acehyangditangkap beberapa waktu lalu. (sucipto/ant)