Selasa, 08 Juni 2010

Asupan Gizi Seimbang Pengaruhi Kecerdasan Anak



Oleh : Amirul Khair
Kecerian terlihat jelas dari ekspresi ratusan murid di 2 Sekolah Dasar Negeri (SDN) nomor 107428 dan 101958 di Desa Kuala Lama, Kecamatan Pantaicermin, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) saat menyambut kedatangan tim dari Balai Kesehatan Indera Masyarakat (BKIM) Dinas Kesehatan (Dinkes)

Provinsi Sumatera Utara (Provsu) dan Dinkes Sergai pekan lalu ke 2 sekolah tersebut.

Ekspresi wajah mereka mulai menyiratkan tanda tanya saat tim dokter mulai beraksi memeriksa mereka satu per satu. Ada yang tetap santai duduk di bangku ruangan masing-masing, ada yang gelisah bahkan beberapa di antaranya mencoba mencari informasi tentang tujuan tim kesehatan yang turun.

Pertanyaan lucu namun wajar terungkap saat beberapa pelajar bertanya kepada Penulis, "Pak, gak disuntik kan Pak ? Aku takut kalau disuntik" ungkap salah seorang pelajar dengan ekspresi wajah sedikit berona ketakutan.

Begitulah anak-anak. Mereka selalu memberikan warna kehidupan yang menghibur kita para orang dewasa. Dan pertanyaannya, apa komitmen serta tanggung jawab kita terhadap masa depan mereka ?

Jaminan Kesehatan dan Pendidikan

Dua dari sekian banyak tanggung jawab kita terhadap masa depan mereka adalah memperlakukan mereka mendapatkan jaminan kesehatan dan pendidikan yang layak dan berkualitas sehingga kelak potret anak Indonesia tidak lagi terbelakang dalam berbagai sektor kehidupan.

Kenyataan pahit menunjukkan. bahwa sebanyak 3,2 juta anak atau 18 persen dari jumlah anak di Indonesia mengalami gizi buruk atau kekurangan gizi dan ini sebagai indikator bahwa perhatian terhadap kesehatan anak belum menjadi perhatian serius elemen masyarakat terlebih orangtua.

Bila sejak kecil mereka dihadapkan dengan kekurangan gizi, mustahil akan lahir generasi-generasi berkualitas yang punya masa depan baik. Sebab, kesehatan akan berdampak terhadap kualitas sumber daya mereka karena tidak didukung dengan tingkat derajat kesehatan yang berkualitas.

Dalam rangka itu pula ungkap Kepala Puskesmas Pariwisata Pantaicermin, drg. Hj.Tatik Iswandari yang turut mendampingi tim dari Dinkes Sumut, pemeriksaan kesehatan dilakukan bagi pelajar di 2 SDN di Pantaicermin yang menjadi proyek percontohan program kesehatan binaan TP PKK Sumut.

Rangkaian terhadap program meningkatkan kesehatan bagi pelajar di 2 SD tersebut papar Tatik yang juga didampingi Ketua TP PKK Pantaicermin ny. Inu Kencana Pribadi Perangin-angin, sudah dilakukan lewat berbagai kegiatan seperti, penimbangan berat badan, pemberian makanan tambahan berupa susu selama 2 bulan serta pemeriksaan THT dan mata.

Pengaruhi Kecerdasan

Menurut Kepala SDN nomor 101958 Sri Hartono, evaluasi dari program tersebut memberikan hasil positif dalam meningkatkan kualitas kesehatan pelajar sekaligus mempengaruhi tingkat kecerdasan berpikir dalam pelajaran.

Pasca mengonsumsi susu yang diberikan selama 2 bulan sejak medio Pebruari sampai April 2010, terlihat mayoritas bobot berat badan 260 pelajar di SDN 101958 tersebut mengalami perbaikan.

Dicontohkannya, salah satu pelajar kelas 5 Nurdiansyah (11), berat badannya bertambah yang sebelumnya lebih kurus kini terlihat lebih gemuk serta berdampak pula terhadap semangat belajar dan kecerdasan anak-anak.

"Sekarang, dari yang kami perhatikan, anak-anak kini lebih semangat belajarnya dan tingkat kerajinan mengerjakan PR (pekerjaan rumah) juga semakin baik" tandas Sri seraya berharap program PMT tersebut dapat terus dilanjutkan.

Ditegaskan Tatik, asupan gizi berimbang yang dikonsumsi akan meningkatkan kualitas kesehatan mereka sehingga bisa beraktivitas lebih leluasa serta mempengaruhi tingkat kecerdasan anak.

Namun diingatkannya, meski PMT berbentuk susu diberikan kepada anak dapat meningkatkan kekuatan tubuh, tapi tidak bisa menggantikan gizi yang terkandung dalam nasi yang harus dikonsumsi anak sebelum pergi ke sekolah.

"Jadi, anak-anak harus tetap sarapan sebelum pergi ke sekolah" tandasnya.

Tatik juga berharap, program kesehatan PMT ini juga bisa merangsang orangtua agar memperhatikan gizi anak-anaknya dengan mengalokasikan biaya rumahtangga untuk makanan tambahan bergizi bagi mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Semoga, kesadaran orangtua, guru, pemerintah dan elemen masyarakat terhadap kesehatan dan pendidikan anak-anak Indonesia semakin tinggi. Masa depan mereka bergantung dengan kebijakan kita.