Minggu, 06 Juni 2010

Pelestarian Lingkungan Hidup Hendaknya Masuk Kurikulum Pendidikan


Oleh Syarbaini
Didasarkan pada defenisi Enviromental Education Training For NGO, Dr. Bishnu B. Bandari Senior Reseach Pendidikan Lingkungan Hidup adalah proses mempercepat cara pemahaman, prilaku, keterampilan, dan nilai dalam memotivasi pelestarian lingkungan hidup lewat pendidikan di sekolah adalah tepat.

Menurut defenisi di atas, pendidikan lingkungan hidup mencakup pengetahuan yang sangat luas, melibatkan berbagai disiplin ilmu melaui pendekatan holistic yang membutuhkan contoh dan keteladanan dalam teori dan praktek pada kawasan wawasan lingkungan secara mendetail.

Cara lain pendidikan lingkungan hidup untuk menciptakan manusia peduli dan memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengatasi lingkungan hidup yang kondisinya justru semakin memprihatinkan. Selain itu, pengetahuan lingkungan hidup diartikan sebagai wujud cara memanfaatkan lingkungan hidup untuk sesuatu yang menguntungkan.

Pendidikan lingkungan hidup sebenarnya telah dimulai sejak adanya manusia di atas bumi sebelum adanya ajaran agama dan ilmu pengetahuan. Muncul dan berkembangnya manusia telah menempatkan sumber daya alam sebagai sesuatu yang dianggap " keramat". Pada zaman dahulu penyembahan terhadap pohon-pohon besar dan hewan-hewan tertentu sering dilakukan orang. Bahkan sampai sekarang masih terdengar ada hutan larangan atau keramat. Ini menunjukkan fenomena cara tersebut benar adanya.

Untuk mencapai tujuan itu semua pihak terlibat di dalamnya turut mendukung secara aktif dan berkelanjutan. Karena itu program pendidikan lingkungan hidup bagi manusia di semua tingkat sekolah, SD, SMP dan SMA patut disambut secara transparan. Salah satu langkah yang paling tepat adalah, pelajaran lingkungan hidup hendaknya masuk dalam kurikulum sekolah. Sehingga pemahaman lingkungan hidup ini bisa berlangsung secara berkeseimbangan.

Dari sisi pengetahuan, pendidikan lingkungan hidup secara umum bersifat multi disiplinery. Artinya tidak saja pemahaman masalah hutan atau pencemaran udara, tetapi melangkah lebih jauh ke arah sumber daya alam, seperti sumber hayati, alam dan ekologi. Sedang yang menyangkut hal lain di antaranya pertanian, ekonomi, pendidikan alam terbuka (outdoor education) , dan yang penting adalah lingkungan sekitar. Secara umum pendidikan lingkungan hidup tidak terpisahkan dari multi disiplinery segala jenis pengetahuan yang erat kaitannya dengan alam dan lingkungan.

Pendidikan Lingkungan itu apa?

Mungkin banyak di antara kita masih awam atau kurang memahami makna pendidikan lingkungan hidup. Kita tahu bahwa lingkungan hidup adalah alam semesta yang menyentuh kebutuhan dasar hidup manusia berupa sumber daya alam yang dapat menghidupkan makhluk hidup diatas bumi. Kerusakan sumber daya alam merupakan ancaman masa depan umat manusia. Bisa dikatakan lingkungan hidup ini merupakan roh untuk hidup umat manusia. Karena itulah pentingnya pendidikan lingkungan bagi para siswa sebagai generasi penerus bangsa.

Mengubah Prilaku

Masuknya pendidikan lingkungan hidup ke dalam kurikulum sekolah atau tentu dapat mengubah prilaku generasi penerus bangsa dari sifat suka merusak alam berubah menjadi mencintai alam atau lingkungan hidup secara utuh. Di sini akan tercipta pembelajaran lingkungan hidup menjadi semacam kegiatan ekstra kurikuler di lembaga pendidikan yang intinya untuk lebih memberi pemahaman tentang alam semesta.

Bila pelestarian lingkungan hidup jadi pembelajaran di bangku sekolah akan dapat meningkatkan kesadaran public pada prilaku merusak menjadi prilaku mencintai. Misalnya saja anak-anak dan masyarakat tidak membuang sampah sembarangan, tidak merokok sembarangan, penghematan air, mencintai tumbuhan, tidak menebang pepohonan secara sembarangan, dan lain-lain.

Melalui pembelajaran di sekolah, anak-anak dapat diberi pengetahuan cara memanfaatkan sumber daya alam ramah lingkungan dari bahan-bahan bekas yang tidak mencemari lingkungan. Misalnya barang-barang bekas dapat didaur ulang, hemat biaya dan bernilai tinggi. Semua itu dapat dipelajari dan dipraktekkan di bangku sekolah bila pendidikan lingkungan hidup masuk dalam kurikulum sekolah.

Lingkungan hidup pada dasarnya adalah masalah yang terus-menerus tanpa batasan waktu. Jadi pendidikan lingkungan ini hendaknya dapat berjalan secara berkesinambungan, artinya pelaksanaan tidak berhenti pada skala umur dan status, tetapi melingkupi semua unsur masyarakat.

Nah, karena itu pelestarian lingkungan melalui kurikulum pendidikan sangatlah tepat sesuai tujuan WHO, bahwa pelestarian lingkungan yang mencakup termasuk hutan dan alam semesta merupakan pendukung sumber kehidupan secara berkesinambungan. Sehingga prinsip, "bila pohon terakhir ditebang, dan semua sungai terakhir kering, maka apalah arti uang untuk kehidupan". Ini perlu masuk ke benak kita yang hidup dari sumber daya alam.

(penulis adalah pemerhati masalah lingkungan hidup).