Selasa, 15 Juni 2010

HARI DONOR DARAH INTERNASIONAL: SEKARANG DONOR BISA DI MALL & KAMPUS


Jakarta, KompasKeluhan masyarakat soal sulitnya mendonorkan darah mulai terpecahkan. Kini, sejumlah mal atau pusat perbelanjaan menyediakan layanan tetap donor darah. Layanan juga tersedia di sejumlah perguruan tinggi.

pertama gerai Unit Donor Darah (UDD) dilaksanakan di Senayan City, Senin (14/6). Di pusat perbelanjaan itu, gerai UDD Palang Merah Indonesia (PMI) terletak di lantai lower ground. Dalam waktu dekat, layanan serupa ada di Tanah Abang, Mal Makasar, Universitas Trisakti, Universitas Hasanuddin, Olympic Garden di Malang, Universitas 17 Agustus 1945 di Surabaya, dan Universitas Jember di Jawa Timur. PMI menargetkan 125 gerai serupa hingga satu tahun ke depan. Selama ini donor darah hanya dilaksanakan di kantor-kantor PMI atau saat bakti sosial.

”Setiap hari, ribuan orang berada di mal dan di kampus. Sambil berbelanja dan berkuliah, mereka dapat mendonor. Dengan mendekatkan donor darah kepada masyarakat, diharapkan donor darah bisa menjadi bagian dari gaya hidup,” ujar Ketua Umum PMI yang juga mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika meresmikan layanan itu. Penempatan gerai layanan di pusat perbelanjaan dan perguruan tinggi sekaligus menjaring kelas menengah dan generasi muda.

Jusuf Kalla mengatakan, idealnya stok darah nasional 2 persen dari jumlah penduduk, yakni 4,8 juta kantong darah di Indonesia. Sejauh ini PMI baru mengumpulkan 1,9 juta kantong darah. Padahal, semakin berkembang suatu bangsa, kebutuhan darah meningkat karena bertambahnya kecelakaan dan prosedur operasi.

Kebutuhan darah harus dipenuhi karena menyangkut nyawa. Jika stok ideal tercapai, kasus antrean, keterlambatan, dan calo darah juga otomatis tidak terdengar lagi.

Tidak jual darah

Jusuf Kalla menekankan, PMI tidak menjual darah. Dana yang diambil dari masyarakat merupakan biaya penyimpanan, skrining, dan pemrosesan darah. Pemerintah baru menyubsidi sebagian. ”Saya mendengar pemerintah tengah mengusahakan subsidi senilai Rp 100 miliar tahun depan. Ini hanya sebagian saja dari biaya yang ditanggung PMI untuk memproduksi biaya reagan (pengindikasi virus) dan fraksionasi (proses penguraian protein plasma),” kata Kalla yang berharap donor darah bisa menjadi bagian dari corporate social responsibility (CSR).

Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Mediko Legal Faiq Bahfen mengatakan, penyediaan darah yang aman, tepat waktu, mudah diakses, dan berkualitas sangat penting. Berbagai penyakit membutuhkan bantuan donor darah. Ketersediaan darah juga mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium.

”Pendarahan saat melahirkan termasuk penyebab besar angka kematian ibu. Ketersediaan darah termasuk faktor yang memengaruhi,” ungkapnya. (INE/HAR/kps)