Minggu, 06 Juni 2010

BANJIR: SELATAN KOTA JAKARTA LUMPUH


JAKARTA(SI) – Arus lalu lintas di wilayah selatan Jakarta yang meliputi Jakarta Selatan dan Kota Tangerang Selatan,Provinsi Banten, seharian kemarin lumpuh total. Kondisi ini disebabkan terputusnya tol Jakarta–Serpong akibat banjir yang terjadi di Km 3.500, tepatnya di wilayah Pondok Ranji, Bintaro,Tangerang Selatan.

Terputusnya tol akibat genangan air setinggi 1 meter bukan hanya memutuskan akses tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) tersebut, tapi juga memicu kemacetan luar biasa di sejumlah ruas jalan alternatif yang berada di wilayah tersebut. Pasalnya banyak kendaraan yang terjebak di jalan tol berputar balik dan mencari berbagai jalan alternatif,sedangkan pada sisi lain kapasitas jalan tidak mampu menampung luapan kendaraan.

Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk (JSMR) Frans Sunito mengatakan, peristiwa banjir di ruas tol merupakan kali pertama sejak beroperasi tahun 2010. “Ada sistem drainase yang tidak beres sehingga meluapnya Kali Pesanggrahan tidak bisa tertampung,”jelasnya saat dihubungi harian Seputar Indonesia (SI) kemarin. Kemacetan terjadi sejak pagi hari.

Walaupun sekitar pukul 18.45 WIB debit air yang menggenangi tol sudah turun menjadi 10 cm dan sudah bisa dilewati, dampaknya masih terjadi hingga malam hari. Dari pantauan SI, kepadatan terutama terjadi di ruas jalan yang terhubung dengan pintu tol dan jalan-jalan yang terhubung dengannya. Ini seperti terjadi di jalan yang terhubung dengan pintu tol Pondok Indah, pintu tol Veteran, pintu tol Bintaro Sektor 1,sampai pintu tol Bintaro Sektor 9.

Menurut warga Sektor 2, Endang S Rini, 56,kemacetan terjadi sejak pagi hingga berdampak pada kemacetan di jalan lingkungan Perumahan Bintaro Jaya.“Setelah terjebak selama empat jam untuk keluar Bintaro, akhirnya saya putuskan untuk kembali saja,”ujarnya. Menurut laporan Traffic Management Center (TMC)Polda Metro Jaya,kemacetan meluas hingga Jalan Ciputat Raya,Jalan Pondok Pinang hingga Tanah Kusir,Jalan Bintaro Raya,termasuk jalan kecil penghubung ke jalan-jalan tersebut.

Kemacetan total juga terjadi di daerah Cipulir,Ulujami,Pesanggrahan,Ciputat, Jombang,Lebak Bulus,Pondok Cabe sampai Pamulang. Pada sisi lain,terputusnya tol Jakarta– Serpong juga membuat truk muatan barang dan bahan makanan pokok ke Serpong maupun sebaliknya terhambat di lokasi.Truk berbagai muatan seperti elpiji,telur,kayu memilih parkir di badan jalan tol tersebut sehingga mengular sampai sepanjang 1 km.

“Rencana mau keluar di Serpong,tapi tertahan di Bintaro,” ujar sopir truk muatan telur, Yusuf,35,saat ditemui di lokasi.Dia mengaku kendaraannya sudah terhenti sejak pukul 05.00 WIB. Kepala Induk PJR Tol BSD Serpong AKP Wawan menjelaskan genangan disebabkan derasnya hujan yang turun sejak Jumat (4/5) malam, sekitar pukul 01.00 WIB. Genangan mulai terjadi sekitar pukul 05.00 WIB dengan ketinggian air mencapai 80 cm.

Saat itu kendaraan kecil mulai tidak ada yang berani melintasi genangan. Pada pukul 06.00 WIB, genangan air sudah mencapai 1 meter dan mem-buat tidak ada satu pun kendaraan yang berani melintas. Sejumlah kendaraan besar yang nekat melintas mengalami kerusakan mesin.Sebagian lainnya terjebak di lokasi dan ada yang berputar.

Untuk mengatasi kendaraan mogok, pihak Jasa Marga mengerahkan 6 truk derek,masing-masing 3 untuk ke arah Jakarta dan 3 lagi disiagakan pada tol arah Serpong. Pihak pengelola tol juga segera menutup jalur tol tersebut.Kendaraan yang datang dari arah Pasar Rebo,Jakarta Timur,keluar di pintu tol Veteran,sedangkan yang meluncur dari arah Serpong keluar di pintu tol Bintaro.

“Jalur ini merupakan alternatif utama dari Bandung, Jakarta, Bogor melewati jalur ini menuju Serpong ataupun Tangerang,” papar AKP Wawan. Pihak pengelola tol sebenarnya sejak pagi sudah berusaha menyedot genangan dengan pompa air kapasitas 8.000 liter, tapi upaya tersebut sia-sia.Sekitar pukul 14.00 WIB, pihak Jasa Marga memutuskan untuk membuat saluran air alternatif.

Kepala Cabang Jasa Marga Jakarta Tangerang Riki Distawardana, mengungkapkan, saluran itu diharapkan bisa membuang air di genangan melalui gorong-gorong yang terhubung ke Kali Bintaro. Upaya ini membuahkan hasil, dengan indikasi air secara perlahan berkurang. Riki membantah banjir terjadi karena saluran air di lokasi tidak berfungsi.

Menurutnya,kondisi tersebut disebabkan tingginya curah hujan dan kemudian menimbulkan genangan air di titik jalan tol yang paling rendah.Namun dari pantauan SI di lokasi, saluran air di sisi jalan tol tampak tertimbun tanah. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) saat dimintai konfirmasi mengaku telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan Jasa Marga untuk memecahkan kemacetan tersebut.

“Untuk masalah jalan tolnya itu adalah kewenangan dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU),” ujar Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono melalui pesan singkatnya kepada SI kemarin. Sementara itu, pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Erani Yustika menilai terputusnya jalan tol Jakarta– Serpong yang melumpuhkan wilayah selatan Jakarta harus dijadikan evaluasi pembenahan infrastruktur.

Menurutnya,pemerintah harus berpikir untuk membangun dan mengembangkan infrastruktur yang selaras dan efisien dengan kegiatan perekonomian. Dia kemudian menuturkan, jalan tol tersebut merupakan akses strategis perdagangan.Namun,dia tidak setuju jika pengembangan infrastruktur wilayah Jakarta dengan jalan tol. Pasalnya, hal itu akan merangsang orang membeli kendaraan pribadi.

“Kalau di wilayah Jakarta, lebih baik diarahkan pada infrastruktur yang sifatnya massal seperti kereta api. Ini akan lebih efisien,”ujarnya. Sekretaris Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas Syahrial Loetan menilai lumpuhnya arus transportasi akibat banjir di Tol Jakarta–Serpong bisa mengganggu perekonomian.

Menurutnya, infrastruktur yang baik merupakan salah satu komponen penting pendukung laju perekonomian di Indonesia. “Kalau infrastrukturnya tidak baik,distribusi barang dan produk terhambat, otomatis perekonomian juga tersendat,” ujar Syahrial kepada SI. (isfari hikmat/ whisnu bagus/wisnoe moerti)