Rabu, 09 Juni 2010

Perilaku Hidup Sehat Warga Meningkat, Kurikulum Perlu Diperkaya Informasi Kesehatan


Medan - Kesadaran masyarakat Kota Medan untuk berperilaku hidup sehat cenderung meningkat. Hal itu antara lain terlihat dari antusiasme warga merespons program Medan Green and Clean atau MdGC yang dimotori beberapa lembaga.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Medan, pada tahun 2007 hanya 24,6 persen dari sekitar 2,1 juta jiwa warga Kota Medan yang menerapkan prosedur cuci tangan secara benar, yakni dengan menggunakan sabun dan air mengalir. ”Sekarang ini sudah meningkat menjadi 54 persen. Warga mulai menyadari pentingnya mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan,” kata Eksekutif Pendidikan Kesehatan Publik Yayasan Unilever Indonesia Leo Indarwahono.

Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir tersebut dapat mencegah berbagai penyakit, seperti diare, tipus, dan kolera.

Data lain menunjukkan bahwa kesadaran berperilaku hidup bersih dan sehat di Sumatera Utara mencapai 42,3 persen. Angka itu sedikit lebih tinggi daripada rata-rata perilaku hidup bersih nasional yang hanya 40 persen. Adapun di Kota Medan mencapai 72,6 persen.

Richard Tarigan dari Heartindo menjelaskan, dalam setahun terakhir ini pihaknya dan beberapa lembaga motor MdGC setidaknya telah menyelenggarakan kampanye hidup bersih di 100 sekolah dasar dan di 100 posyandu. Tidak kurang dari 3.500 siswa dan warga terlibat dalam kegiatan tersebut.

Namun, kata Leo, terdapat data yang kurang menyenangkan. Tahun 2006 hanya sekitar 23.559 dari 2,1 juta jiwa warga Kota Medan yang menggunakan pelayanan kesehatan dasar gigi di puskesmas.

Dari 239.237 siswa SD yang ada, hanya sekitar 97.000 siswa yang telah memeriksakan giginya melalui program puskesmas usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS). Selain itu, terdapat 16 puskesmas yang tersebar di 13 kecamatan di Kota Medan yang belum melaksanakan pemeriksaan gigi secara teratur kepada warga.

”Padahal, gigi yang rusak karena tidak ditangani dengan benar dapat berdampak serius bagi kesehatan ginjal dan lambung,” ujar Leo.

Siti dan Angga, siswa SD Negeri 068426 Perumahan Nelayan Indah, Medan Labuhan, mengatakan, dia tidak paham cara menggosok gigi dengan benar karena belum pernah mendapat pelajaran itu.

Dia pun jarang menggosok giginya sehingga banyak yang rusak.

Ke depan, kata Leo, pihaknya akan mengampanyekan hidup bersih itu dengan memperkaya kurikulum di sekolah dasar, taman kanak-kanak, bahkan pendidikan usia dini, dan perlu juga ada praktikum.

Sementara itu, Ketua Penggerak PKK Sumut Fatimah Habibie Syamsul Arifin mengatakan, program cuci tangan dan gosok gigi harus dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah sebagaimana pelajaran olahraga dan kesehatan. (MHF/kps)