Selasa, 15 Juni 2010

Bakteri pada Mulut Bisa Incar Kehamilan Wanita Sehat


SEBUAH studi menemukan, bakteri di mulut bisa saja mengincar kehamilan di antara wanita yang sehat. Para periset dari Case Western Reserve University (CWRU) mulai memahami bagaimana dan bakteri mana dari 700 species yang tinggal di mulut bertanggungjawab atas kenaikan jumlah kelahiran prematur atau kematian bayi dalam kandungan.

Yiping Han, periodontis dari CWRU School of Dental Medicine di ibukota AS memimpin tim riset tersebut yang menemukan sejumlah bakteri baru berasal dari mulut berjalan melalui darah menyebabkan reaksi meradang di plasenta dan akhirnya menyebabkan bermacam isu kesehatan dari keguguran hingga kematian bayi dalam kandungan.

Para periset selama ini terheran-heran mengapa bakteri di mulut telah muncul di dalam plasenta atau cairan amniotis wanita hamil.

Peneliti itu menemukan bahwa setelah menyuntikkan darah, pada ekor tikus bunting, dengan air liur dari orang-orang yang sehat dan kuman gigi dari mereka yang menderita penyakit periodontal, bakteri mulut terus tumbuh dalam plasenta sesudah meninggalkan darah tikus 24 jam kemudian.

Sebelum penelitian Han yang mengaitkan bakteri mulut ke berbagai problema pada kehamilan, semula ada pandangan bahwa infeksi-infeksi itu ditularkan melalui saluran vagina.

Informasi dari beberapa studi terdahulu yang dilakukan Han dalam sedekade terakhir menunjukkan bakteri mulut bisa berjalan lewat darah ketika terjadi luka pada dinding mulut atau problema kesehatan mulut seperti gingivitis atau periodontis yang menembus pertahanan pada dinding mulut yang memblokir atau mencegah bakteri tak masuk ke aliran darah.

Menurut Han, hal ini mengisyarakan bahwa wanita hamil yang sehat sekalipun hendaknya waspada karena bakteri yang biasanya hidup dalam mulut bisa memasuki aliran darah dan masuk ke lingkungan bebas kekebalan dalam plasenta untuk memicu reaksi peradangan yang dapat menyebabkan kelahiran prematur atau kematian bayi dalam kandungan.

Para peneliti menemukan bahwa banyak bakteri yang ditemukan dalam plasenta tidak dapat ditumbuhkan di laboratorium, yang merupakan cara tradisional untuk mengidentifikasi jenis-jenis bakteri tadi.

Jenis itu dikenali melalui teknik kloning DNA yang menyocokkan bakteri tersebut dalam plasentan dengan bakteri yang ditemukan di mulut. Pencocokan DNA itu memungkinkan para periset menelusuri asal bakteri tadi. (cri/bh/ans)