Rabu, 30 Juni 2010

Kriteria Calon Ketua Umum PP Muhammadiyah versi Amien


Yogyakarta - Din Syamsuddin, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah saat ini dan salah satu Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nasir disebut-sebut sebagai calon kuat Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2010-2015. Popularitas dan senioritas keduanya dinilai menjadi faktor utama dalam memperebutkan kursi tertinggi organisasi yang didirikan pahlawan nasional Kiai Haji Ahmad Dahlan itu.

Hanya saja, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Amien Rais menolak berkomentar terkait pencalonan keduanya. Bahkan ia bungkam saat diminta pendapatnya terkait siapa calon yang akan didukung Amien.

“Saya tidak akan pernah buka mulut soal itu, biar ada fairplay,” kata Amien di sela-sela diskusi publik tentang “Kepemimpinan Muhammadiyah dan Kepentingan Partai-partai Politik” di gedung Asri Medical Centre Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Selasa (29/6).

Bagi Amien, yang terpenting adalah para calon harus berasal dari kalangan aktivis, mempunyai track record yang jelas, tekun, dan mempunyai keberpihakan terhadap kalangan grass root agar amal sholeh Muhammadiyah ada di mana-mana. “Siapa itu? Mari kita lihat bersama-sama,” kata Amien.

Amien pun memilih tidak ikut meramaikan kembali bursa calon ketua umum. Alasannya, keinginannya untuk kembali ke habitat lama, yakni di organisasi Muhammadiyah ditolak 16 anggotanya yang duduk dalam Majelis Pertimbangan Partai DPP PAN yang diketuainya. Penolakan didasari telah dibaiatnya Amien Rais selama lima tahun sebagai Ketua MPP DPP PAN saat Konggres PAN di Batam.

“Kalau ditinggalkan, etika macam apa itu?” kata Amien menirukan jawaban para anggotanya.

Mengingat saat menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah sebelum Syafii Maarif, Amien hanya bertahan tiga tahun lebih sedikit. Selebihnya, Amien memilih aktif sebagai Ketua Umum DPP PAN saat itu.

Tidak hanya itu, menurut Amien, keterwakilan adiknya sebagai salah satu dari 13 Ketua PP Muhammadiyah, Dahlan Rais, bagi Amien sudah cukup. “Kalau 13 ketua ada dua Rais, ya gimana. Kalau menjadi penasehat, Insya Allah,” kata Amien.

Sementara itu, Sekretaris Majelis Pendidikan Kader PP Muhammadiyah Asep Purnama Bahtiar mengaku tidak bisa memprediksi siapa dari dua nama tersebut yang akan memimpin bahtera Muhammadiyah ke depan. Bahkan masih ada satu nama lagi yang muncul, yakni Ketua Pimpinan Wilayah Yogyakarta Yunahar Ilyas. Selain itu, model seleksi yang dilakukan bertahap, mulai seleksi dari Majelis Tanwir dari 124 calon menjadi 39 calon, kemudian seleksi dalam Muktamar untuk memilih 13 calon, menurut Asep membuat calon terkuat sulit diprediksi.

“Kalau pendapat saya pribadi, Pak Din bisa lolos karena incumbent, sedangkan Pak Haedar karena senior dan banyak pengalaman organisasinya,” kata Asep. (tmp)