Medan, Seorang ibu, Berliana Simanjuntak (28) warga Desa Bandar Lama, Kwalaluh Selatan, Labuhan Batu melahirkan bayi kembar tiga di RSUD dr Pirngadi Medan, Selasa (15/6).
Hanya saja, ketiga bayi yang dilahirkan meninggal dunia. Dua bayi perempuan masing-masing berat 1,8 Kg dan 1,8 Kg. Sedang satu lagi, laki-laki lahir dengan berat 2,5 Kg.
Menurut Kasubag Hukum dan Humas RS Pirngadi Medan Edison Peranginangin SH, setelah melahirkan, ibu bayi dirawat di ruangan intensive care unit (ICU) karena mengalami sesak napas.
Ketiga bayi itu, kata Edison, sudah meninggal di dalam perut. Jadi, dokter yang melakukan operasi sesar hanya mengeluarkan bayi yang sudah tak bernyawa lagi.
Pihak keluarga, lanjut Edison lagi, sudah membawa jasad ketiga bayi itu pulang ke kampung. Menurut keluarga, bayi itu akan dimakam di Hutanagodang, Aek Kanopan.
Menurut nenek bayi, Nurmala Boru Sinaga, Berliana anaknya yang paling kecil dari 8 bersaudara. Mereka memang sengaja ke Medan untuk menyelamatkan hidup ibu dan anak yang dikandungnya.
"Kami ke Medan disuruh saudara. Harapannya, agar ibu dan bayinya bisa diselamatkan. Karena, di Aek Kanopan rumah sakitnya tidak lengkap. Di sana memang sudah diketahui kalau kandungan dia (Berliana-red) kembar tiga," sebut Nurmala.
Dari kampung sekira pukul 06.00 WIB mereka berangkat ke Medan dengan menumpang angkutan umum. Tiba di Medan sekira pukul 18.00 WIB.
Di stasiun Bus Sepadan, mereka dijemput salah seorang keluarganya di Medan. Waktu itu, kondisi berliana agak sesak napas dan langsung dibawa ke dokter ahli kebidanan di Medan.
"Dokter itu memeriksa dengan alat (USG-red). Dokter itu langsung memberikan surat dan mengatakan segera bawa ke rumah sakit untuk operasi. Karena, salah satu bayi dalam kandungan dalam keadaan lemah," sebut Nurmala Sinaga.
Mendengar penuturan dokter itu, mereka langsung membawa Berliana dengan mobil penumpang umum (MPU) ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Pirngadi Medan.
Di IGD, kata Nurmala, anaknya itu tidak segera dioperasi. Tapi, diberikan penanganan medis lain seperti pemasangan infus dan lainnya. "Saya lihat anak saya ditangani banyak perawat. Makin diberi obat makin megap-megap napasnya. Saya tanya kenapa tak langsung operasi," kata Nurmala.
Nurmala sendiri tidak tahu berapa lama waktunya ditangani hingga akhirnya dioperasi. "Cukup lama dia ditangani perawat-perawat. Diberi infus dan lain-lain. Paling tidak ada sekitar dua jam barulah dioperasi," jelas Nurmala.
Berliana akhirnya dioperasi caesar di ruang kamar bedah emergency IGD. Tapi, dokter hanya mampu menyelamatkan hidup ibunya, sedangkan ketiga anaknya sudah meninggal dunia saat diangkat dari rahim. (nai/ans)