Senin, 26 Juli 2010

42 Ribu Anak TKI Terlantar di Malaysia


Medan, Fraksi PPRN DPRD Sumut merasa prihatin, sedikitnya 42 ribu lebih anakanak TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang bekerja di Malaysia terlantar dan tidak mengenyam pendidikan di Malaysia, bahkan sebahagian ada yang terperangkap menjadi budak dan buruh, seperti orang tua mereka yang bekerja di perusahaan sawit yang jauh dari kota.

Keprihatinan itu diungkapkan anggota FPPRN DP RD Sumut yang juga Sekretaris Komisi C Rooslynda Marpaung kepada wartawan, Jumat (23/7) di DPRD Sumut dalam refleksinya pada peringatan Hari Anak Nasional yang diperingati secara nasional di Jakarta.

Status illegal TKI ini, ujar Rooslynda, membuat posisi mereka terpojok dan terperangkap di perkebunan, karena tidak mempunyai dokumendokumen yang resmi, sehingga mereka diperas dan dieksploitasi habishabisan. Jika hal ini dibiarkan terusmenerus, berarti Negara turut melakukan perbudakan terhadap bangsanya sendiri.



"Pada peringatan Hari Anak Nasional ini, semoga menjadi moment pemerintah Indonesia untuk memperhatikan dan menangani masalah besar yang dihadapi TKI tersebut," ujar Rooslynda Marpaung sembari mengetuk hati aparatur pemerintah untuk segera melakukan langkah-langkah konkrit menyelesaikan kasus yang menimpa para anak TKI di negeri jiran tersebut.

Terabaikan

Dalam kesempatan itu, Rooslynda juga menyoroti tentang pelayanan dan rehabilitasi Kesos (Kesejahteraan Sosial) masih terabaikan. Padahal, masalah Sosial yang berhubungan langsung dengan masyarakat ini masih cukup tinggi di Sumut.

"Apabila masalah ini tidak segera dituntaskan, akan mengakibatkan dampak yang cukup besar kepada masyarakat, sehingga Pemprovsu diharapkan memberikan perhatian serius dalam melakukan perbaikan atas pantipanti asuhan yang ada di bawah naungan Dinas Sosial Sumut. Demikian juga kesejahteraan personil yang menangani masalahmasalah sosial dimaksud," katanya.

Perhatian Pemprovsu dalam bidang Kesejahteraan Sosial ini, kata anggota dewan Dapil VIII Wilayah Tapanuli ini, sangat mendesak, sebagaimana komitmen pemerintah untuk mewujudkan visi misi Gubsu H Syamsul Arifin, SE tentang rakyat tidak lapar, tidak sakit, tidak bodoh dan punya masa depan, kata Rooslynda. (di/ans)