PERWAKILAN agama-agama besar menyerukan "pendekatan pragmatis" terhadap upaya memberantas AIDS dan keterlibatan lebih besar oleh komunitas agama.
Sebuah dokumen yang dirilis di sela-sela Konferensi AIDS Internasional ke-18 di Wina, ibukota Austria, menyerukan agama-agama "agar terus berbuat untuk mengakhiri stigmatisasi dan diskriminasi" yang dialami para penderita penyakit tersebut.
Dokumen itu, yang telah disetujui dalam sebuah forum di Amsterdam, Belanda, pada Maret lalu, diteken oleh wakil-wakil dari agama Kristen, Islam, Yahudi, Hindu, Budha, Sikh dan Baha’i.
Dokumen tersebut menyerukan suatu "pendekatan pragmatis" dalam pemberantasan penyakit itu, dan mendesak semua kelompok keagamaan agar mengambil peran lebih aktif, kendati ada permusuhan dari beberaoa pemimpin agama -- utamanya Paus Bededictus XVI -- terhadap penggunaan kondom.
"Kami ingin melakukan segala sesuatu sebatas kemampuan untuk menyelamatkan jiwa. Kami membutuhkan sebuah gereja kompeten terhadap HIV," ujar Nyaradzyayi Gumbonzvanda, ketua Young Women’s Christian Association (YWCA).
"Rekomendasi kami terhadap komunitas-komunitas agama adalah menyediakan informasi yang sepenuhnya dapat diakses dan informasi komprehensif tentang kesehatan seksual dan reproduktif kepada wanita dan gadis yang memungkinkan mereka mengambil keputusan," ujarnya.
"Gereja harus menerima ini," imbuh Gumbonzvanda.
Media Komunikasi -- berita dan kebijakan persyarikatan -- Guna Meningkatkan Syiar Organisasi
Jumat, 23 Juli 2010
Para Pemimpin Agama Serukan "Pendekatan Pragmatis" dalam Upaya Berantas AIDS
Label:
Info Berita