Panyabungan, Gempa berkekuatan 6,0 Skala Richter (SR) mengguncang kawasan Tapanuli Bagian Selatan masing-masing Kabupaten Madina, Padangsidimpuan, Tapsel, Palas, Paluta. Gempa juga dirasakan ke wilayah Sumut lainnya serta Sumbar dan Riau, Sabtu (24/7) pukul 09.11 WIB.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BKG) dalam laporan resminya mencatat, gempa tektonik berkekuatan 6,0 pada Skala Richter dengan kedalaman 10 kilometer tersebut berpusat di sekitar 1.02 LU - 99.50 BT dengan jarak 18 km Barat Laut Panyabungan-Sumut 45 km Tenggara Padangsidimpuan, 113 km Tenggara Sibolga, 123 km Barat Laut Lubuksikaping-Sumbar, 1140 km Barat Laut Jakarta.
Sebelum gempa berkekuatan 6,0 SR tersebut terjadi sebelumnya pada pukul 06.00 WIB terjadi gempa kecil dengan durasi sekitar satu menit. Gempa tersebut sempat membuat warga terkejut dan sempat membuat warga keluar dari rumah. Namun kemudian sekitar pukul 09.11 WIB warga kembali dikejutkan dengan munculnya getaran gempa yang membuat bangunan bergoyang.
Gempa susulan ini membuat hampir seluruh warga keluar rumah, sekolah-sekolah pun terpaksa mengeluarkan muridnya dari ruang kelas, bahkan sebagian besar sekolah menyuruh siswanya pulang untuk menjaga kemungkinan munculnya gempa susulan.
Gempa yang berpusat di wilayah Madina tersebut merupakan gempa tektonik bukan gempa vulkanik seperti yang diperkirakan warga, yang mengira pusat gempa tersebut berada di wilayah di wilayah Puncak Sorik Merapi yang merupakan gunung berapi aktif di Madina.
Luka Ringan
Akibat gempa, sejumlah orang dilaporkan mengalami luka ringan. Salah seorang korban luka, Sapbit (34) warga Kelurahan Dalan Lidang Kecamatan Panyabungan harus mendapat perawatan secara intensif di RSU Panyabungan. Dia tertimpa bangunan yang sedang dikerjakannya.
“ Saya tiba-tiba terkejut dan tertimbun reruntuhan bangunan permanen yang sedang dalam proses pembangunan. Warga lain datang untuk menyelamatkan saya. Selanjutnya saya di bawa ke RSU Panyabungan untuk mendapatkan pertolongan secara medis,” sebutnya setelah sadar.
Korban lain, Imam (36) yang tertimpa batubata di toko Metro Elektronik. Saat itu korban sedang sarapan pagi di depan Toko Metro Elekrotnik yang berada di Wek II kecamatan Panyabungan tiba-tiba gempa datang dan tertimpa batu bata sehingga mengakibatkan luka ringan di kepala korban.
Sedangkan, Nursofiah (25), Sumiati (35) Siti Sakdiah (30) warga Desa Hutaraja Kecamatan Siabu juga mengalami luka karena tertimpa tembok pagar sebuah musalla. Mereka harus dilarikan ke Puskesmas Siabu untuk mendapatkan perawatan. Sebab ketika kejadian gempa, ketiga orang ini sedang melintasi musalla setelah pulang mandi.
“Tidak bisa berbuat banyak dan hanya berhenti di pinggir tembok tersebut setelah merasakan gempa yang datang dengan tiba-tiba dan seketika itu tembok yang berada di samping kita runtuh dan menimpa kita,” sebut Nursifiah di Puskesmas Siabu.
Puluhan Rumah Rusak
Dari hasil investigasi dilakukan Analisa setelah terjadinya gempa, puluhan rumah warga di Desa Tangga Bosi II dan III, Tanjung Sialang, Muara Batang Angkola, Huta Godang Muda dan Pintu Padang Jae mengalami rusak berat dan ringan.
Sementara Perpustakaan SMP 3 Gunung Tua Panyabungan rusak berat, tembok pagar SMA Negeri 1 Siabu sepanjang 50 meter roboh, SD Negeri 146946 Malintang juga rusak ringan termasuk sekolah agama yang baru saja didirikan di Desa Tanjung Sialang Kecamatan Siabu.
“Hampir seluruh sekolah di Kabupaten Mandailing Natal terpaksa di liburkan karena takut dengan gempa susulan, mengingat lokasi pusat gempa berada di 18 Km Barat Laut Panyabungan,” sebut Mahlil Pulungan, Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Gunung Tua Panyabungan.
Selain itu ratusan siswa sekolah yang ada di Panyabungan syok dan trauma akibat gempa yang datang secara tiba-tiba. Bahkan salah seorang siswa SMKN I Panyabungan jatuh pingsan dan terpaksa harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Panyabungan.
"Salah seorang siswa kita yang bernama Rovita kelas I jurusan TKJ jatuh pingsan pada saat gempa datang, selain itu juga banyak siswa-siswi kita yang syok dan trauma,"kata seorang Guru SMKN I kepada wartawan saat mendampingi siswanya di RSUD Panyabungan.
Banyak sekolah yang ada di kota Panyabungan terpaksa harus memulangkan siswanya akibat banyaknya siswa yang menangis, syok serta trauma seperti yang terlihat di SDN I dan SDN 2 Panyabungan yang berada di samping Polsek Panyabungan.
Pantau Laut
Sedangkan warga Tabuyung Kecamatan Muara Batang Gadis diungkapkan warga sedang memantau keadaan laut karena warga khawatir gempa yang menguncang Madina sebanyak dua kali tersebut akan menyebabkan tsunami.
"Warga saat ini sedang berjaga - jaga karena khawatir akan terjadi tsunami pasca terjadinya gempa yang mengguncang Madina sebanyak dua kali tadi pagi," kata Jasmudin. Selain di wilayah Pantai barat Madina warga yang ada di sekitar Batang Natal, Lingga bayu, Kotanopan, Muara Sipongi serta daerah yang ada di sekitar Puncak Sorik Merapi terus berjaga-jaga.
"Kita terus berjaga-jaga, karena dari berbagai informasi yang datang kepada masyarakat bahwa pusat gempa berada di Puncak Sorik Merapi sehingga sangat khawatir, namun setelah datang berita resmi dari BMKG yang menyebutkan bahwa pusat gempa bukan berada di Puncak Sorik Merapi warga merasa lega dan tidak khawatir lagi," kata Tafsir warga Batang Natal.
Pemkab Madina melalui Sekretaris Satlak, Sahnan Pasaribu yang berada di Kecamatan Siabu menjelaskan, mereka sedang mengecek dan mendata kondisi masyarakat secara psikologis serta bangunan rumah, sekolah dan tempat ibadah yang rusak akibat dari gempa yang terjadi pukul 09.11 WIB.
“Kita akan melakukan pendataan kerusakan serta melihat situasi masyarakat agar kembali kondusif dan normal sebab di lapangan tidak ada kita temui masyarakat yang melakukan pengungsian dan kerusakan rumah masyarakat juga masih dalam kondisi ringan dan masih bisa kita atasi bersama masyarakat,” katanya.
Dikatakan, agar masyarakat tidak resah terhadap gempa susulan karena, Pemkab sudah melakukan koordinasi dengan pihak BMG Sumatera Utara dan Pusat seperti apa yang diisukan masyarakat akan terjadi lagi gempa susulan adalah isu untuk membuat warga resah.
“Masyarakat harus tenang dan kondusif agar bisa kembali bekerja secara normal, dan kerusakan yang terjadi terhadap rumah masyarakat akan kita cari solusi bersama dan untuk pembangunan sekolah yang rusak akan kita serahkan kepada Dinas Pendidikan untuk melakukan perbaikan,” katanya. (sah/man/ans)
Media Komunikasi -- berita dan kebijakan persyarikatan -- Guna Meningkatkan Syiar Organisasi
Minggu, 25 Juli 2010
Gempa Tektonik 6,0 SR Guncang Wilayah Tabagsel; Sejumlah Korban Luka-luka, Puluhan Rumah dan Sekolah Rusak
Label:
Info Berita