Senin, 26 Juli 2010

RAHUDMAN - ELDIN, HARI INI DILANTIK MENJADI WALIKOTA MEDAN


”Masyarakat akan siap dilibatkan dalam pembangunan Kota Medan bila jiwa dan raganya sehat!”H.Rahudman Harahap berseru demikian menjelang hitungan jam pelantikannya sebagai Wali Kota Medan periode 2010-2015.

TANPA pemahaman mendalam akan pentingnya arti kesehatan, sebagaimana ilmu yang ditanamkan filsuf Islam Ibnu Sina (Avicenna), Rahudman akan sulit berkata sebernas itu. Wali Kota Medan yang hari ini resmi dilantik oleh Gubernur Sumut H.

Syamsul Arifin di Gedung DPRD Medan tersebut sejak awal menginginkan konsep pembangunan Kota Medan dapat didukung kolektivitas seluruh elemen masyarakat. Dalam pengabdiannya menebarkan ilmu pengetahuan, Ibnu Sina yang terlahir di Afsyanah, sebuah kota kecil di wilayah Uzbekistan, telah menyimpulkan keterikatan tak terpisahkan antara kesehatan jiwa dan raga. ”Betul! Jiwa seseorang yang dapat dirasakan lewat perilaku dan pola pikirnya tak akan punya arti positif atau sehat jika raga atau tubuhnya sakit. Jadi, untuk bisa berbuat positif, seseorang harus memiliki raga yang sehat,” ujar Rahudman kepada Indra Gunawan dari Harian Seputar Indonesia.


Kolektivitas masyarakat dalam upaya pembangunan Kota Medan,lanjut pria yang selalu berbicara lugas ini, harus ditumbuhkan dengan terlebih dahulu mengajak semua lapisan untuk hidup sehat. Dan, pemerintah dalam hal ini harus pula mampu menyediakan layanan yang mendukung upaya penyehatan masyarakat. Pola apa yang akan dijalankan dalam melayani masyarakat di bidang kesehatan, menurut Rahudman, sudah didiskusikannya secara mendalam bersama H. Dzulmi Eldin,pria yang akan mendampinginya dalam memimpin Kota Medan lima tahun ke depan. Dan, dicapailah kesimpulan untuk memberdayakan seluruh pusat layanan kesehatan masyarakat (puskesmas), selain 75 rumah sakit –baik milik pemerintah maupun swasta— yang ada di Medan.

Sekadar diketahui, saat ini Kota Medan memiliki 80 puskesmas dan 27 unit puskesmas keliling. Dari 80 puskesmas yang ada,13 di antaranya berstatus puskesmas induk dan memiliki fasilitas rawat inap. Selebihnya, ada 26 puskesmas induk tanpa fasilitas rawat inap dan 41 puskesmas pembantu yang tersebar di seluruh penjuru Kota Medan. Secara teknis, pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan Rahudman-Eldin akan meningkatkan fungsi seluruh puskesmas rawat yang ada dengan mengoperasionalkannya selama 24 jam penuh. Sementara, puskesmas-puskesmas lain, baik yang berstatus puskesmas induk maupun pembantu, akan dioperasionalkan dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.

Selanjutnya, akan dipersiapkan pula tenaga-tenaga medis yang siap melayani masyarakat sesuai jam operasional puskesmas. Bila saat ini yang tersedia baru sebatas tenaga perawat, bidan, dokter umum dan dokter gigi, ke depan akan dipersiapkan pula tenaga medis pada level dokter spesialis. Dengan demikian, kualitas layanan puskesmas akan sepadan rumah sakit. Dan, masyarakat tidak lagi hanya mempercayakan penanganan kesehatannya pada tenaga medis di rumah sakit, terutama RSU Pirngadi Medan yang faktanya selalu overload kunjungan pasien. Pola ini, tentunya pula, harus didukung kesiapan anggaran.

Baik Rahudman maupun Dzulmi Eldin menyadari betul bahwa sebagian besar masyarakat Medan secara ekonomi masih dalam kategori lemah.Program seperti Medan Sehat,yaitu program jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin yang tidak ter-cover kuota program nasional Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), akan dilanjutkan dengan besaran anggaran yang akan ditingkatkan pula. Agar hasilnya maksimal, Rahudman dan Eldin memandang perlunya sosialisasi merata dan mendalam kepada masyarakat Medan sebelum pola tersebut dijalankan. Ini didasari fakta yang pernah disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan Kota Medan, Irma Suryani, kepada Harian Seputar Indonesia beberapa waktu lalu.

Irma mengatakan, rasio jumlah Puskesmas dengan jumlah penduduk Kota Medan sudah baik. Dengan jumlah puskesmas yang mencapai 80 unit (gabungan puskesmas induk dan pembantu), maka tiap puskesmas hanya melayani 25.000 penduduk (1 : 25.000). ”Sedangkan rasio secara nasional adalah 1 : 30.000,”ungkapnya. Namun, belum banyak warga Medan yang memanfaatkan jasa layanan puskesmas. Ini yang membuat fungsi puskesmas menjadi tidak maksimal. Masyarakat lebih memilih mendatangi RSU Pirngadi Medan, meski harus antre berjam-jam dan harus mengeluarkan biaya transportasi yang lebih mahal karena lebih jauh dari kediaman mereka.

Di sisi lain, Direktur Jaringan Kesehatan Masyarakat (JKM), Delyuzar, menyarankan agar fungsi layanan preventif dan rehabilitatif dari puskesmas-puskesmas yang ada untuk ditingkatkan.” Misalnya melakukan penyuluhan dan pembinaan ke masyarakat agar menjaga lingkungan yang bersih,”lanjutnya.

Layanan Administratif Kependudukan

Selain dari sisi kesehatan, pasangan Rahudman-Eldin juga akan meningkatkan layanan dari sisi adiministratif kependudukan. Gamblangnya, peningkatan layanan administrative kependudukan ini dimaksudkan untuk mengeliminir keluhan-keluhan masyarakat terkait peneribitan kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK) selama ini. Dengan sistem informasi administrasi kependudukan (SIAK) yang diberlakukan secara nasional, sejatinya sudah tidak ada masalah lagi dengan penerbitan KTP dan KK. Perangkat yang diperlukan, baik perangkat lunak maupun perangkat keras, sudah tersedia di seluruh kantor camat se-Kota Medan.

Artinya, lambat atau cepatnya layanan yang dirasakan masyarakat, saat ini hanya tergantung pada kinerja aparatur di kecamatan dan kelurahan. Sementara, Peraturan Daerah (Perda) SIAK yang diterbitkan tahun 2009 lalu mengamanatkan bahwa secara teknis penerbitan KTP ditoleransi paling lambat 14 hari sejak diurus, jika masyarakat telah memenuhi seluruh persyaratannya. Di masa kepemimpinan Rahudman- Eldin, ini akan menjadi salah satu fokus perhatian. Karena keduanya bertekad memberi pelayanan maksimal kepada masyarakat Kota Medan,maka seluruh aparatur yang ada di jajaran Pemko Medan harus menyesuaikan diri dengan tekad tersebut.

Sanksi tegas tentu akan dijatuhkan pada aparatur yang tidak siap. Kiranya perlu dicermati bahwa ketika menjabat Pj Wali Kota Medan pun, Rahudman selalu mengingatkan agar aparatur harus siap melayani masyarakat. Semua itu hanya bisa diwujudkan jika seluruh aparatur memiliki disiplin dan kesadaran bahwa mereka digaji negara untuk melayani masyarakat.(*)