Senin, 05 Juli 2010

Muhammadiyah Jangan Terlena Kepentingan Politik Sesaat


YOGYAKARTA--MI: Keluarga Besar Muhammadiyah diharapkan jangan sampai terlena oleh kepentingan politik sesaat, lantas beramai-ramai meninggalkan persyarikatan itu.

"Diharapkan keluarga besar tidak terlena kepentingan politik sesaat sehingga meninggalkan persyarikatan," kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Rosyad Sholeh, saat menyampaikan laporan dalam Sidang Pleno Muktamar Seabad Muhammadiyah, di Yogyakarta, Minggu (4/7).

Menurut Rosyad Sholeh , peringatkan itu disampaikan berkenaan dengan tarikan dan godaan politik praktis seperti melalui parpol, pemilu kada serta tawaran menjadi caleg.


Akibatnya sebagian pimpinan Muhammadiyah dan organisasi otonomi berpindah haluan dan berperan ganda dan jabatan, baik di struktur persyarikatan, juga di parpol atau menjadi caleg atau menjadi calon yang berminat mau dalam pilkada.

Selain itu, keluarga besar Muhammadiyah juga tidak boleh tinggal diam dalam meghadapi krisis visi dan karakter bangsa.

Sikap proaktif ke luar dan korektif ke dalam perlu diambil, karena Muhammadiyah bukan saja terkena imbas dan dampak negatif dari krisis bangsa, tapi juga lebih dari itu sebagai panggilan sejarah yang menjadi perhatian keberadaan ormas Islam di negeri ini.

"Muhammadiyah sesuai khittahnya tetap menjaga jarak dengan parpol dan tidak berafiliasi dengan salah satu partai mana pun," katanya.

Berdasarkan khittah perjuangan (1971 dan 1978) dan khittah Denpasar (2002) Muhamadiyah mempersilahkan kader dan anggotanya menyalurkan kepentingan politik sesuai aspirasinya masing-masing dengan ketentuan harus menaati aturan main yang telah ditentukan.

Dalam kondisi godaan politik yang menguat, PP Muhammadiyah telah mengeluarkan kebijakan resmi bagi seluruh pimpinan dan anggota, termasuk yagn berkecimpung di amal usaha Muhammadiyah. (Ant/OL-3)